PWMU.CO – Tidak pernah shooting TV, tiba-tiba harus tampil di depan kamera. Apalagi televisinya terkenal pula seperti Metro TV. Tentu ada perasaan gimana gitu?
Itulah yang dialami dua siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, yang beberapa waktu lalu menjadi juara dalam KJSA 2017, saat rekaman di Studio Metro TV Surabaya, Rabu (15/11/17).
“Awalnya kami deg-degan saat di-shooting. Tapi selanjutnya, alhamdulillah, bisa lebih tenang dan mampu menjawab pertanyaan presenter tanpa perlu ada yang diulang”, kata Nasya Nadhira Ghazya, yang diamini rekannya Raissa Pranandhita Rappe.
Keduanya adalah pemenang Peneliti Terbaik Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2017. Secara khusus mereka diundang untuk rekaman sebuah acara bersama presenter Metro TV Surabaya, Christina Helen.
Nasya dan Raissa diundang untuk liputan hasil penelitian dan penemuan karya sains berjudul “Detektif Agos (Detektor Aktif Anti Gosong di Dapur)”, sebuah alat kreasi IPA untuk mendeteksi kebocoran gas, asap tebal, dan panas tinggi penyebab kebakaran di dapur.
“Cara kerja alat ini ketika ada asap dan ada orang di dapur maka sensor asap dan sensor manusia pada Detektif Agos akan mendeteksi keberadaan keduanya, sehingga loadspeaker tidak berbunyi. Jika ada asap di dapur tetapi tidak ada orang maka loadspeaker akan berbunyi sesuai dengan bunyi keinginan penghuni rumah yang direkam,” jelas Nasya menjawab pertanyaan presenter.
Dia menjelaskan bahwa manfaat Detektif Agos adalah untuk memperingatkan penghuni rumah terhadap kelalaian ketika menggunakan kompor. “Bila terdapat suara loadspeaker penghuni rumah segera bergegas ke dapur,” kata Nasya.
Sementara itu Raissa menjelaskan bahwa alat yang dia cipatakan berdua itu untuk meminimalkan risiko kebakaran di rumah akibat kompor dapur yang terbakar. “Sehingga menjaga keselamatan penghuni rumah terjaga,” ujar Raissa.
Bagaimana kiat-kiat dalam memotivasi siswa untuk berinovasi menciptakan karya sains?
Menjawab pertanyaan Christina Helen itu, guru pembina IPA SD Muhammadiyan Manyar, M. Fadloli Aziz, menjelaskan bahwa para siswa diajak untuk mencari dan mengamati permasalahan yang ada di sekitarnya secara berkelompok. “Kemudian dengan ide-ide mereka, para siswa mengkreasikan alat kreasi sains dengan melibatkan kerjasama guru pembimbing, keluarga, atau teman-teman,” jawab Aziz, panggilan akrabnya.
Menurut dia, pembelajaran sains ini berbasis masalah, problem based learning. “Mereka mempresentasikan kreasi sains mereka di depan teman-teman mereka pada akhir tahun pelajaran,” terang dia.
Direncanakan liputan televisi karya siswa SDMM tersebut akan tayang dalam acara Jatim Bangga di Metro TV Ahad (19/11/17), pukul 06.30. Selamat menonton! (mfa)