PWMU.CO – Meski relatif baru, Masjid Surya Gemilang selalu dipenuhi jamaah saat shalat Jumat. Tak kurang 300 orang memadati masjid yang didirikan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tunggulwulung, Lowokwaru, Kota Malang ini.
Karena ukuran masjid yang masih relatif kecil, seringkali jamaah harus meluber sampai di teras hingga halaman depan dengan cara menggelar karpet.
Jika kondisi cuaca sedang hujan seperti pada Jumat (17/11/17) ini, jamaah terpaksa harus masuk di dalam masjid dua lantai berukuran 8×8 meter itu. Tak pelak uyel-uyelan pun terjadi. “Jamaah selalu penuh seperti ini,” kata Sulaiman Badrudin, salah seorang takmir masjid.
Uniknya, usai shalat Jumat, takmir selalu menyediakan konsumsi gratis untuk para jamaah. Sejak setahun terakhir, jamaah yang berkecukupan digilir untuk bersodaqah dengan cara memberi makan siang para jamaah usai shalat Jumat.
Menu makan bervariasi tergantung dermawan yang menyediakan. Sesekali ada menu soto, rawon, gado-gado, hingga sate kambing dan tongseng.
Ketua PRM Tunggul Wulung Prof Dr Tobroni MSi menerangkan pada mulanya tradisi memberi makan hanya pada bulan Ramadhan saat buka puasa saja. Tapi akhir-akhir ini karena banyak jamaah Jumat yang berasal dari kalangan musafir, maka takmir menyediakan makan siang.
“Kami berharap tradisi ini dijadikan ajang silaturahim antarjamaah. Selain itu, bagi jamaah yang berkecukupan memberi makan adalah memberi peluang bagi mereka berkhitmad dan beramal,” kata dekan Fakultas Ilmu Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Salah seorang jamaah, Sobikhun, mengaku senang dapat shalat di masjid berarsitektur minimalis ini. Letaknya yang strategis di jalan Saxofon selalu menjadi jalur alternatif ketika menjemput anaknya pulang sekolah. Hampir setiap menjelang jam solat Jumat dia bertepatan lewat depan masjid tersebut.
“Saya sering ajak anak saya solat Jumat di sini. Sekalian kami ikut makan siang. Selain menghemat waktu juga dapat kenalan jamaah lain dari berbagai kalangan,” tuturnya.
Sejak Ketua Takmir Masjid, Abdur Rahim, terbaring sakit beberapa waktu ini, baik Tobroni, Sulaiman, maupun pengurus lainnya terlibat langsung menyiapkan makanan untuk para jamaah. Tak sedikit tampak rasa canggung melayani jamaah yang berusia lebih muda.
“Rasa kekeluargaan di masjid ini sangat terasa, sehingga kami merasa tidak ada jarak antara kami dengan para jamaah yang belum kami kenal sekalipun,” aku Sulaiman.
Ke depan, Tobroni berharap agar segera dapat memperluas area masjid. Targetnya sebelum Ramadhan tahun depan, Masjid Surya Gemilang sudah memulai melakukan renovasi perluasan bangunan utamanya. Selain itu dia juga ingin membebaskan lahan di sekitarnya untuk dikembangkan sebagai pondok hafidz atau Taman Pendidikan Alquran.
“Kami mengundang kaum muslimin untuk ikut berinfak dan sadaqah di masjid ini,” tutur Tobroni yang juga anggota Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah ini. (Nasrul)