Saya kira di Muhammadiyah perlu banyak orang yang menekuni ilmu agama, kemudian jadi uswah dan kudwah. Saya ikuti pandangan keagamannya di Matan. Kita kehilangan ulama besar. Seharusnya ada pengganti dari generasi muda. Kita butuh banyak ulama yang menguasai ilmu agama dan sosial kemasyarakatan, sehingga dapat mendakwahkan agama sesuai kondisi sosial yang sedang berkembang.
Prof Thohir Luth (Ketua PWM Jatim 2010-2015)
Beliau seorang ulama besar, membimbing kita untuk lebih giat beramal dan bekerja dalam Persyarikatan. Sebagai pengasuh rubrik agama di Matan, menjawab problem-problem hukum yang dialami warga, manfaatnya sangat dirasakan.
Di PWM, memosisi diri sebagai orang tua yang bisa memberi suritauladan untuk kami yang muda-muda, sehingga kita dapat melaksanakan tugas dengan ikhlas, dan militan.
(Baca: Setahun Perginya Ulama Bersahaja Tempat Bertanya, kemudian Terantuk di Dewan Kembali ke Persyarikatan, serta Penulis Produktif dan Moderat)
(Baca juga: “Memanfaatkan” Ustadz Mu’ammal dan Bayangan Sampai Kenyataan)
Beliau sangat toleran dengan perbedaan pendapat, asal jangan ada permusuhan. Karena perbedaan pendapat dalam bingkai Islam adalah rahmat. Sa1ya pernah komentar tentang bukunya yang tidak senafas dengan HPT. Kata beliau, apa yang ditetapkan dalam HPT merupakan bagian kecil dari pemikiran Islam yang begitu luas.
Melalu rubrik yang diasuh dalam majalah MATAN, akhirnya saya memahami keluasan pandangan beliau. Kami merasa sangat kehilangan. Semoga ada yang bisa menggantikan.