PWMU.CO – Sejak pagi, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean Kabupaten Gresik mendadak ramai oleh antrean panjang warga yang ingin berobat gratis.
Meski hujan, semangat untuk sembuh dan terbebas dari penyakit tidak pernah surut dari puluhan warga yang rata-rata berusia lebih dari 50 tahun. Ini terbukti dari antrian yang berjajar sejak pukul 06.00 WIB.
Ya, Senin (27/11/2017) adalah hari pertama Dai Dokter Muda Muhammadiyah Mengabdi (D2M3) bekerja. Program unggulan yang digagas Bidang Sosial dan Kesehatan PWPM Jawa Timur ini memilih Pulau Bawean yang disasar untuk kali pertama dengan pertimbangan sebagai wilayah T3 (terluar, terdepan, dan terpencil).
D2M3 menurunkan tim medis dari RS Muhammadiyah Surabaya dan RS Aisyiyah Bojonegoro diturunkan. Dua dokter berusia muda, dr Wildan dan dr Eka Rahayu Utami, serta dua perawat, Mas Wisuda dan Mas Muhibbul Ariq ikut ambil bagian pada kesempatan ini.
Dokter Wildan menyampaikan bahwa program ini sangat bagus. “Yang perlu dilengkapi adalah alat cek kolesterol, mengingat banyak keluhan terkait penyakit ini. Intinya ke depan perlu ditingkatkan. Kalau bisa dokternya ditambah karena banyak pasien yang mengantri semacam ini,” jelasnya di sela istirahat shalat Dhuhur.
Di barisan antrian warga, tampak Bambang Kushariyanto, Kapten Infantri yang turut mengunjungi kegiatan pengobatan ini.
“Alhamdulillah, dengan adanya pengobatan gratis, akan semakin memantapkan komunikasi sosial, memberikan pertolongan pada masyarakat karena rumah sakit jauh dan dokter terbatas. Jadi untuk Muhammadiyah, saya acungi jempol,” ungkap Danramil 0817/18 Kecamatan Tambak sambil mengangkat ibu jari kanannya.
“Saya berharap, kegiatan ini tidak hanya di sini saja, karena di Bawean ada 30 desa dan kebutuhan kesehatan masyarakat sangat utama,” imbuhnya.
Selain tim medis yang datang untuk memberikan pengobatan, hadir juga Tim TB Care Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik. Bu Lilik dan Bu Yani, 2 di antara 7 orang kader yang hadir memberikan penyuluhan akan bahaya virus yang mematikan ini.
Mereka menjelaskan agar warga tahu apa itu TB, penyebabnya, dan tindakan yang harus dilakukan supaya tidak menular dan lain-lain, mengingat Indonesia cukup banyak yang terdampak penyakit ini.
Dukungan pada kegiatan ini juga hadir dari Kepala Desa, Tamyis.
“Alhamdulillah, saya merasa senang sekali ada pengobatan gratis. Kan tak semua mampu berobat secara pribadi. Mudah-mudahan kedepan bisa hadir lagi,” harapnya.
Salah satu pasien yang mengantri mulai pagi, Ibu Imania, menjelaskan bahwa beliau punya penyakit kolesterol, darah tinggi, dan penyakit mag.
“Alhamdulillah, saya senang dan merasa terbantu dengan adanya pengobatan gratis ini. Saya berharap bisa segera sembuh dari penyakit yang saya derita ini,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. (Munahar/Ferry/PR)