PWMU.CO– Sebuah prestasi gemilang telah ditorehkan Adam Maulana, pemain Persebaya Surabaya. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini menjadi salah satu pemain yang main full 120 menit saat di final Liga 2 Indonesia. Adam tampil dalam 90 menit waktu normal dan 30 menit extra time untuk mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (28/11).
Siapa nyana, jika pemain yang diberi “kehormatan” sebagai kapten pengganti Persebaya dalam debutnya sebagai starter Persebaya (21/11) itu adalah anak Muhammadiyah. Semua jenjang pendidikannya sejak Taman Kanak-kanak (TK) hingga lulus SMA dijalani di sekolah Muhammadiyah. Begitu juga latihan bermain bolanya juga di bawah binaan Pemuda Muhammadiyah.
Bakat Adam Maulana yang lahir di Surabaya 26 Maret 1997 ini ternyata sudah tercium sejak jauh hari, bahkan sejak saat duduk di bangku TK. “Sejak kecil Adam Maulana memang suka bola, kebetulan dia murid saya di TK Aisyiyah 19 Sukolilo” ujar Tri Eko Sulistiowati salah satu guru Adam semasa TK.
“Dan, hampir bisa dikatakan kesehariannya akrab dengan bola,” tambah Tri yang juga tetangga rumah dengan Adam.
(Baca:https://www.pwmu.co/7576/2016/05/din-syamsuddin-pernah-jadi-kapten-kesebelasan-mu-lawan-nu/)
Tuntas pendidikan di tingkat TK, Adam melanjutkan ke SD Muhammadiyah 9 Sukolilo. Kemudian berlanjut ke SMP Muhammadiyah 10 Sutorejo Surabaya dan SMA nya di SMA Muhammadiyah 7 Sutorejo Surabaya. Sekolah tingkat SMP dan SMA-nya itu merupakan satu kompleks yang berdekatan dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Adam Maulana merupakan putra dari pasangan Taufiq dan Darwatik. Beralamat di Jl. Sukolilo gang 3, Kelurahan Sukolilo kecamatan Bulak, Adam mulai berlatih serius saat bergabung di Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW) Sukolilo. Dari klub binaan Pemuda Muhammadiyah Ranting Sukolilo Kota Surabaya inilah, Adam kemudian melalang buana ke berbagai klub.
Karir ikut bergabung ke Persebaya makin terbuka lebar saat bergabung dengan klub internal Persebaya, Al Rayyan. Sebab, dari kompetisi internal yang digelar Persebaya ini, Adam berkesempatan “magang” di Persebaya. Puncaknya, pada 19 Juli 2017, dia resmi menjadi bagian dari skuad Persebaya.
Saat dikonfirmasi PWMU.CO perihal keberhasilan anaknya terlibat dalam kesebelasan Persebaya meraih juara pada Liga 2, sang Ibu, Darwatik, tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Darwatik merasa bangga atas keberhasilan anaknya bersama tim Persebaya. “Ini adalah kebanggaan saya yang tidak dapat dinilai dengan uang,” ungkap sang ibu dengan mata berkaca-kaca, (29/11).
(Baca juga:https://www.pwmu.co/41195/2017/11/ciri-murid-tawadhu-guru-pun-diberi-skor-kemenangan-3-2/)
Yang patut dicatat kehidupan keluarga Adam yang sederhana ternyata tidak menjadi penghalang baginya untuk berprestasi. Darwatik, ibu Adam berprofesi sebagai penjual gorengan di depan rumahnya. Sementara Taufik ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan yang saat ini sedang mengebut penyelesaian pembangunan lokal kelas di SD Muhammadiyah 9 Surabaya.
Saat pertandingan final Persebaya vs PSMS medan, Darwatik mengisahkan jika dirinya nonton bareng dengan para tetangga melalui saluran televisi sambil mempersiapkan gorengan untuk camilan. Sementara suaminya Taufiq nonton langsung di Bandung.
Selamat Adam, prestasi ini telah membanggakan orang tua dan Persyarikatan… Semoga berkah untuk semua… (Bunda Tri)