PWMU.CO – Impian Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kedungkandang Kota Malang untuk mempunyai rumah produksi roti akhirnya terwujud. Rumah produksi roti merk AICA ini dilaunching di TK ABA 27, Jalanl Muharto V/5 Kota Malang, Ahad (10/12/17).
Kepada PWMU.CO Ketua PCA Kedungkandang Sulistini mengatakan, kerjasama dan kesabaran ibu-ibu yang tergabung dalam MEK, akhirnya membuahkan hasil berupa rumah produksi roti. Dia mengaku bangga dengan prestasi tersebut.
“Atas nama ketua cabang, saya sangat senang akhirnya punya rumah produksi sendiri. Sebelumnya kami menyewa,” ujar Sulis.
Sulis melanjutkan, rumah produksi ini dibeli dengan penjualan saham Rp 87 juta. Dengan harga per lembarnya Rp 500 ribu. Kemudian terkumpul 30 pemegang saham dengan sistem bagi hasil.
“Sementara, outletnya masih jadi satu dengan rumah produksi di Jalan Muharto V/25 Malang. Untuk penjualannya ditambah dengan menggunakan rombong keliling dijajakan di sekolah-sekolah,” paparnya.
Sekarang ini pemasarannya baru bisa menjangkau sekolah-sekolah di wilayah Kedungkandang. Namun dia optimis usaha ini bisa berkembang menjadi besar.
“Alhamdulillah saat ini kami bisa produksi setiap hari. Kalau sebelumnya kan sesuai dengan pesanan. Dengan empat karyawan, insyaallah roti AICA akan selalu hadir di tengah masyarakat Kota Malang,” harap Sulis. (Uzlifah/Ilmi)
PWMU.CO – Impian Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kedungkandang Kota Malang untuk mempunyai rumah produksi roti akhirnya terwujud. Rumah produksi roti merk AICA ini dilaunching di TK ABA 27, Jalanl Muharto V/5 Kota Malang, Ahad (10/12/17).
Kepada PWMU.CO Ketua PCA Kedungkandang Sulistini mengatakan, kerjasama dan kesabaran ibu-ibu yang tergabung dalam MEK, akhirnya membuahkan hasil berupa rumah produksi roti. Dia mengaku bangga dengan prestasi tersebut.
“Atas nama ketua cabang, saya sangat senang akhirnya punya rumah produksi sendiri. Sebelumnya kami menyewa,” ujar Sulis.
Sulis melanjutkan, rumah produksi ini dibeli dengan penjualan saham Rp 87 juta. Dengan harga per lembarnya Rp 500 ribu. Kemudian terkumpul 30 pemegang saham dengan sistem bagi hasil.
“Sementara, outletnya masih jadi satu dengan rumah produksi di Jalan Muharto V/25 Malang. Untuk penjualannya ditambah dengan menggunakan rombong keliling dijajakan di sekolah-sekolah,” paparnya.
Sekarang ini pemasarannya baru bisa menjangkau sekolah-sekolah di wilayah Kedungkandang. Namun dia optimis usaha ini bisa berkembang menjadi besar.
“Alhamdulillah saat ini kami bisa produksi setiap hari. Kalau sebelumnya kan sesuai dengan pesanan. Dengan empat karyawan, insyaallah roti AICA akan selalu hadir di tengah masyarakat Kota Malang,” harap Sulis. (Uzlifah/Ilmi)