PWMU.CO-“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia meskipun sudah mati, tulisannya tetap hidup.”
Ungkapan yang disampaikan Redaktur PWMU.CO Sugeng Purwanto seperti memberi semangat peserta Pelatihan Jurnalistik yang digelar Majalah Arbaa SDM 4 di Zoom Hotel Jemursari Surabaya, Senin (11/9).
Ia memberi contoh salah satu nama ilmuwan yang tulisannya hidup sepanjang masa meski orangnya sudah mati puluhan abad yang lalu. “Seperti Al Ghazali sudah wafat delapan abad yang lalu, tapi tetap dikenang, bukunya masih hidup sampai saat ini. Tahafut Al Falasifah, misalnya,” Sugeng menyebutkan contoh.
Karena itu, jika kita ingin dikenal atau dikenang oleh orang lain, sambung dia, maka menulislah.
Pelatihan jurnalistik ini diikuti 33 peserta dari berbagai daerah. Bukan hanya sekolah di sekitar Surabaya, guru dari Lamongan, Gresik, dan Probolinggo pun turut bergabung.
Dia juga menjelaskan trik menulis berita yang menarik. Mulai teknik menulis straight news dan soft news, unsur berita, struktur tulisan, hingga kelayakan muat pada media cetak dan daring.
Penjelasan tersebut disertai dengan contoh pembuka berita atau lead yang baik. Yaitu ditulis satu atau dua kalimat, ringkas, padat, maksimal 14 kata, dan memenuhi unsur 5W+1H.
Dengan begitu ilmu penulisan ini tidak hanya berada di angan-angan. Namun, peserta juga diberi gambaran konkret cara menyampaikan berita secara atraktif.
Di akhir materi, Sugeng memotivasi para guru dengan sebuah tantangan. “Semua harus menuliskan berita acara pagi ini dan dikirim ke PWMU.CO,” ujarnya.
Berita yang lolos tanpa editing diberi hadiah. Dia pun menunjuk buku sebagai hadiah bagi peserta. Akhirnya terpilih enam orang yang tulisannya mendapat hadiah buku. (Erfin, Azizah)