PWMU.CO – Sejarah perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Gresik tidak bisa dilepaskan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Gresik. Karena PCM inilah yang kali pertama berdiri di Tanah Giri itu.
Namun, dalam perjalanannya, PCM Gresik ini mengalami pasang surut. Geliat dakwah tidak seramai dulu. Kini warganya banyak yang memilih ke luar dari Kecamatan Gresik, terutama generasi mudanya. Karena alasan pekerjaan, tempat tinggal, atau lainnya.
Ketua PCM Gresik Ustadz Muchtar Buchori, menjelaskan, pada tahun 1970-an, PCM Gresik mengalami perkembangan yang sangat pesat. “Sampai-sampai daerah Pulopancikan yang kala itu masih jadi Ranting, ingin mengajukan diri menjadi Cabang. Banyak warga Muhammadiyah di situ. Saking pesatnya perkembanganMuhamamdiyah,” kisahnya pada PWMU.CO, Sabtu (9/11/17), saat di temui di rumahnya di Perumahan BP Kulon Gresik.
Pak Mu—panggilan akrabnya—melanjutkan, meski kini banyak kehilangan warganya, PCM Gresik masih bersyukur masih punya amal usaha yang masih dibanggakan. Yaitu 3 Sekolah Dasar Muhammadiyah 1-3, yang beralamat di Jl KH Kholil dan Jl Harun Tohir Gresik.
Disamping itu, tuturnya, untuk mengembangkan syiar Islam, kini sudah berjalan pengajian rutin bulanan yang diselenggarakan sebulan sekali di Masjid At-Taqwa, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Belandongan, Gresik.
Mubaligh Muhammadiyah itu mengatakan, guna mengiatkan dakwah seperti dulu di masa keemasan, PCM Gresik berencana akan menggerakkan kegiatan di ranting-ranting, melaui pengajian rutin.
“Kami berencana akan mengumpulkan pengurus ranting. Nanti kalau sudah ngumpul baru kita jadwal pengajiannya,” ujar Pak Mu, yang menjabat dua periode sebagai Ketua PCM Gresik.
“Tidak sampai di situ,” ucapnya. Guna menarik minat anak muda agar dapat ngumpul bareng dan mengenal Muhammadiyah lebih dekat, PCM Gresik juga berencana akan mengadakan kegiatan inspiratif. Kegiatan itu diberi nama Cangkrukmu. Mengingat anak-anak Gresik terkenal dengan budaya cangkruknya. Maka kegiatan ini dirasa akan mengena.
“Karena pengaruh budaya dari luar sangat kuat. Maka kita perlu ide-ide kreatif untuk menarik mereka,” ujar dia.
Kegiatan Cangkrukmu ini rencananya akan diisi dengan bedah buku, diskusi budaya dan masalah kekinian di Gresik.
Ketika ditanya kapan ide Cangkrukmu dilaksanakan, Pak Mu akan diwujudkan kalau program kos-kosan sudah selesai dijalankan.
Program ini dilaksanakan untuk meramaikan mushala yang ada di Pulopancikan. Selama ini musala tersebut sepi jamaah. Untuk itu, pengurus mencari jalan keluar dengan menjadikan area di sekitar mushala dijadikan kos-kosan.
“Sedang syarat untuk bisa menempati penghuninya harus bersedia shalat jamaah di mushala. Dengan begitu mushala jadi ramai,” ujarnya. “Sedang penghuninya yang disasar adalah para pendatang. Karena mereka berpikirannya lebih terbuka,” jelas Pak Mu. (Zaidun)