PWMU.CO-SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Panceng Gresik terus berbenah meningkatkan kualitas pengajaran. Salah satu caranya mendatangkan guru tamu dari luar negeri untuk tukar pengalaman.
Hal itu dikatakan Kepala SMPM 13 Nurul Wakhidatul Ummah SKom ketika dihubungi Jumat (15/12/2017). Dia menjelaskan, kegiatan mendatangkan guru tamu sudah dilakukan dua kali. Acara diikuti semua guru dan murid sekolah ini serta mengundang murid dan guru sekolah lain di Panceng.
Baca juga : Terkejut, di Sekolah Favorit Ini Ternyata Tidak Ada Ruang Guru
Nurul menerangkan, kedatangan guru tamu asing berlangsung pada Oktober dan November. Pertama guru Ayuhiko dari Jepang, kemudian Mr Perkot Landry dari Madagaskar Afrika. Keduanya adalah mahasiswa dari luar negeri yang sedang belajar di Indonesia ”Walaupun begitu peserta sangat berminat setidaknya 83 peserta hadir,” ujarnya.
Menurut dia, pengalaman guru asing bercerita tentang sistem pengajaran di negaranya sangat bermanfaat bagi guru dan murid di sini. ”Setidaknya memberi wawasan dan gambaran tentang situasi sekolah di luar negeri,” sambung Nurul.
Guru tamu Mr Perkot Landry menjelaskan tentang kebudayaan dan pendidikan negaranya, Madagaskar. Menurut dia, ada beberapa persamaan Indonesia dengan Madagascar di antaranya jenjang pendidikan mulai SD, SMP, dan SMA. Di negaranya jenjang ada Kindergarten 1tahun, Elementary School 6 tahun, Secondary School 4 tahun, dan Junior High School 3 tahun.
Perkot juga bercerita, di Madagaskar ada komunitas orang Melayu sama budayanya dengan di Indonesia. Karena itu dia tertarik mempelajari budaya Melayu di sini dan sejarah kedatangan warga Melayu ke Madagaskar.
Nurul Wakhidatul menambahkan, murid dan guru senang dengan pengalaman seperti ini. Acara makin meriah diselingi permainan, atraksi seni Tapak Suci, foto bersama.
Dalam penyampaiannya, Mr Perkot menggunakan bahasa Inggris kemudian diterjemahkan oleh Ustadzah Anik Ismayanti SS ke dalam bahasa Indonesia. Ustadzah Yanti, panggilannya, adalah guru Bahasa Inggris. Ceramah Perkot dipahami oleh muird dan guru karena bahasa yang dipakai sederhana sesuai dengan pengetahuan anak-anak. (Nurkhan)