
PWMU.CO – Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik bekerjasama dengan Morinaga mengadakan seminar kesehatan dengan tema ‘Pastikan Alergi Tidak Menghambat Potensi si Kecil”, Ahad (17/12/17).
Seminar yang dihadiri oleh para ibu dan anak-anak ini diadakan di ruang tunggu yang ditata dengan baik, sehingga nyaman digunakan untuk tempat seminar.
Arif Fakhrudin SP A yang didapuk sebagai pembicara menyampaikan bahwa alergi bukan merupakan sebuah penyakit atau diagnosis. Tetapi merupakan sifat yang bisa diturunkan (bersifat genetik).
“Reaksi pada anak yang terkena alergi dibagi menjadi tiga.
Pertama, apabila alergi terhadap debu/udara dingin (segala yang dihirup) dapat memunculkan reaksi alergi berupa sesak nafas, batuk, dan pilek.
Kedua, apabila alergi terhadap see food, telur (segala yang dimakan) dapat memunculkan reaksi alergi berupa diare atau muntah.
Ketiga, apabila alergi terhadap jam tangan, kalung, cincin (segala yang menyentuh kulit) dapat memunculkan reaksi alergi berupa kulit kemerahan dan gatal,” jelasnya.
Dia menjelaskan, 90 persen alergi pada anak disebabkan oleh makanan seperti susu sapi, telur, kacang tanah, dan ikan.
“Sering saya dapati banyak buah hati yang alergi terhadap susu sapi, dan ketika diganti dengan konsumsi susu soya (susu dari kedelai) si buah hati masih mengalami alergi. Kandungan susu sapi tidak hanya berasal dari susu saja, namun bisa berasal dari mentega, yogurt dan ice cream. oleh sebab itu bagi bunda dan ayah yang mendapati si buah hati alergi susu sapi mohon untuk tidak memberinya ice cream, mentega dan yogurt,” imbaunya kepada peserta.
Di akhir pemaparannya, dr Arif membeberkan beberapa pencegahan.
Pertama, pencegahan primer. Yakni bayi dengan resiko tinggi alergi dan belum mendapatkan sentrilisasi (diberi asi eksklusif, susu yang mengandung hidrolisat parsial).
Kedua, pencegahan sekunder, yakni pada bayi yang mengalami sentrilisasi namun belum mengalami gejala.
Ketiga, pencegahan tersier, yakni pada bayi yang sudah mengalami gejala-sudah terdiagnosa alergi susu sapi (diberi susu hidrosilat, formula sam amino, formula kedelai),” pungkasnya.
Sementara itu, materi kedua, dipaparkan oleh dr Elsa Puspita S Gz. Dalam pemaparannya mengenai tumbuh dan kembang anak, ia mengatakan bahwa tumbuh dan kembang si kecil dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor internal karena genetik (keturunan). Kedua, faktor eksternal karena ASUH (nutrisi dan kesehatan), ASIH (pola asuh dan kasih sayang) serta ASAH (pemberian stimulasi berupa belajar dan bersosialisasi).
Selain itu pemberian nutrisi untuk tumbuh kembang otak anak dibagi menjadi dua. Pertama, makronutrien, bisa didapatkan dari karbohidrat, lemak, asam lemak, dan protein. Kedua, mikronutrient, bisa didapatkan dari mineral dan vitamin.
“Komponen lain yang diperlukan untuk tumbuh kembang otak anak probiotik. Yaitu bakteri baik untuk kesehatan dan berfungsi untuk saluran cerna. Kedua, prebiotik untuk aktivitas sel dan makanan bagi probiotik.
Ketiga, laktoferin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Keempat, nukleotida untuk meningkatkan sistem imun,” terangnya. (Nia Ambarwati/Ilmi)
Discussion about this post