PWMU.CO-Mengunjungi Bukit Jaddih di Socah Bangkalan, menyaksikan lubang-lubang gua yang dipahat di bukit kapur itu mirip kota Petra, Jordania.
Bedanya, bukit Petra dilubangi untuk rumah tinggal kaum Tsamud sehingga dibuat dengan ukiran indah, sedangkan di bukit Jaddih lubang itu bekas tambang batu bata putih dan tanah uruk.
Bukit Jaddih saat ini telah menjadi objek wisata. Bekas galian yang membentuk jurang, tebing batu, danau, dan gua menjadi pemandangan eksotik. Di masa liburan seperti pekan ini ramai didatangi wisatawan.
“Suasananya mirip Petra di Jordan. Seandainya lubang-lubang gua di tebing batu itu dipahat berbentuk pilar maka pemandangannya sama seperti Petra,” ujar Sugiarto, pengunjung dari Bontang.
Jika tempat ini mau dikembangkan sebagai objek wisata, sambung dia, gua-gua itu harus diubah menjadi unik dan menarik. “Selain itu perlu dipisahkan areal wisata dengan kegiatan penambangan karena hilir mudik truk dan ekscavator membahayakan pengunjung,” ujarnya.
Bukit Jaddih, area tambangnya dikelola oleh beberapa pengusaha Bangkalan. Area yang diubah menjadi wisata milik Haji Mustofa.
Pertama dia membangun kolam renang di bekas tambang lama. Kemudian membangun lagi danau di seberangnya di balik dinding gua. Danau ini bekas galian yang membentuk jurang. Lokasi wisata ini dinamai Goa Pote.
Menuju danau dengan menuruni tangga batu. Di tepinya dipahat dermaga batu berundak. Air danau berasal dari hujan. Di atasnya ada empat rakit yang dihias bernuansa romantis. Pengunjung bisa menaiki rakit ini di areal danau yang sempit.
Jalan menuju danau diberi hiasan air muncrat kecil yang listriknya dipasok dari mesin diesel. Masuk lokasi danau pengunjung membayar Rp 5000 per orang. Mintalah karcis sesuai jumlah orang yang masuk sebab petugas bagian tiket lebih suka memberi satu.
Seorang pegawai tempat ini menuturkan, secara bertahap lokasi wisata ini dikembangkan menjadi menarik. “Termasuk nanti memahat gua-gua di tebing menjadi unik dan bagus,” katanya sambil menjelaskan, daerah ini tidak lagi diambil batunya.
Bukit Jaddih bisa ditempuh lewat dua jalur. Paling dekat dari jembatan Suramadu terus hingga perempatan dekat SPBU belok kiri ke arah Labang. Tapi di sini tidak banyak tanda lokasi sehingga harus bertanya ke warga.
Jalur lebih mudah tapi jauh dari Suramadu terus lurus ke Burneh sampai pertigaan belok kiri. Jalan terus sekitar 1 km ada pertigaan lagi. Di situ ada papan petunjuk ke Jaddih lewat jalan desa.
Lewat jalan ini Anda harus bersabar karena ada pungutan. Menjelang masuk lokasi di Desa Jambu ada remaja menunjukkan arah ke lokasi. Mereka menyodorkan karcis Rp 10 ribu untuk perbaikan jalan. Sekitar 300 meter ada pungutan lagi Rp 10 ribu, karcis pintu masuk, katanya. (sgp)