PWMU.CO – Tahun baru 2018, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Lamongan mengajak pelajar kembali ke masjid.
Lewat gerakan Student Back to Mosque untuk shalat berjamaah, mengaji Al Quran, dan mengkaji ilmu.
Salah satu acaranya adalah Kajian Akbar Akhir Tahun pada Sabtu (30/12/2017) di Masjid Al Ihsan Tumenggung Baru. Acara ini dihadiri ratusan warga sekitar dan juga ipmawan dan ipmawati se-kabupaten.
Acara dipandu oleh Ketua Umum IPM Lamongan, Ipmawan Irvan Shaifullah. Kajian membahas topik Jerusalem untuk Siapa.
Irvan membuka acara tersebut dengan mengemukakan beberapa fakta Palestina dan Jerusalem terkini. Seperti pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Pembicara Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan Masroin menjelaskan sejarah kekuasaan Jerusalem mulai Rumawi, Islam dan Yahudi.
Masroin mengungkapkan tidak ada agama yang paling toleran dalam pengelolaan Jerusalem kecuali Islam. Masroin mencontohkan Umar bin Khattab dan Shallahudin Al Ayyubi ketika menaklukkan kota suci itu.
“Dipimpin Islam, semua warga Yahudi maupun Nasrani diperbolehkan melaksanakan perintah agamanya secara aman,” ungkapnya.
Pembicara kedua, mantan Ketua DPP IMM Piet Hizbullah Khaidir menganalisis politik negara-negara Islam dan internasional dalam perkara Jerusalem.
Pengasuh Ponpes Al Ishlah tersebut mengungkapkan, negara berbasis Islam memiliki sikap yang berbeda soal pernyataan Presiden Trump tentang Jerusalem. “Ada yang menolak dengan halus, ada yang menolak dengan pengecualian, ada yang menolak demi kepentingan politik saja,” ungkap Mas Piet, panggilannya.
Mas Piet menyatakan, umat Islam akan mendapatkan kembali kekuasaan atas Jerusalem jika menggalang persatuan dalam tiga aspek yakni iman, ekonomi dan politik.
Kajian ini adalah rangkaian acara kajian akhir tahun berkerja sama dengan Remaja Masjid di Kec Lamongan selama tiga hari. Dimulai di Masjid Al Ihsan, Masjid Al Azhar dan terkahir di Masjid Jami Al Muttaqin Tambakrigadung. (Irvan Shaifullah)