
PWMU.CO – Kabar gembira itu diterima peserta Family Gathering ke-6 Keluarga Muhammadiyah, saat berlangsung Kultum Subuh, di Taman Dolan, Bumiaji, Kota Batu, Ahad (31/12/17).
Isinya: Ani Dwi Agustina MPdI, guru sekaligus Kepala Sekolah TK ABA 33 Cita Insani, Perumahan Griya Santa Lowokwaru Malang, terpilih sebagai guru yang berkesempatan mengajar di luar negeri.
“Begini ceritanya,” kata Andik Roni Irawan, suami Ani, saat kultum tersebut. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuka pendaftaran guru, mulai jenjang TK sampai SMA, untuk program
Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) 2017.”
Menurut Anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jawa Timur ini, kesempatan emas itu tak boleh disia-siakan. Haru diambil. “Maka saya support istri untuk mendaftar dan alhamdulillah diterima,” ujarnya dengan wajah ceria.
Dia mengungkapkan, dari 1.350, terseleksi menjadi 300. “Kemudian diseleksi lagi menjadi 130 orang. Nah, setelah itu seleksi terakhir 80 orang. Dan akhirnya yang diambil hanya 18 orang,” jelas dia.
Selanjutnya, tambah Andik, 18 orang itu akan mendapat tugas menjadi guru pada SILN di 15 negara di antaranya Malaysia, Thailand, Filipina, Arab Saudi, Mesir, Jepang, dan Belanda.
“Nah untuk guru TK hanya dibutuhkan satu orang yang ditempatkan di Riyadh Arab Saudi, dan itu istri saya tericinta,” ungkap dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang itu.

Cerita Andik dibenarkan oleh Ani. Dia mengatakan bahwa yang disampaikan suaminya itu betul. “Prosesnya cukup lama. Tahap awal verifikasi berkas, kemudian dilanjutkan dengan tes TOEFL oleh Universitas Indonesia,” terang Ani.
Tidak berhenti sampai di situ, kata Ani. Masih ada tes micro teaching oleh tim perwakilan luar negeri. Selanjutnya wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris oleh Universitas Indonesia. “Lalu dilanjutkan dengan wawancara wawasan luar negeri oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dan yang paling akhir adalah psikotes oleh UI,” paparnya.
Andik mengatakan istrinya akan bertugas selama 2 tahun. “Alhamdulillah saya juga dapat izin dari kampus untuk menemani istri saya. Ini tinggal menunggu jadwal pemberangkatannya,” ujarnya.
Mendengar cerita itu Nadjib Hamid mengatakan, “Inilah berkah ber-Muhammadiyah. Tidak cukup sebagai guru TK tapi ada kelanjutannya,” ujar Nadjib.
Selamat Bu Ani! (Uzlifah)
Discussion about this post