PWMU.CO – Beginilah jika seorang ibu Aisyah curhat soal politik. “Sudah waktunya Muhammadiyah berpikir gerakan politik dengan semangat jihad.”
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim Dra Hj Rukmini mengatakan kepada PWMU.CO di sela acara Workshop Perkaderan Keluarga MPK PWM-PWA Jatim di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (6/1/18).
Rukmini prihatin. Pasalnya, dari setiap perhelatan pemilu, termasuk pilkada, yang muncul adalah calon-calon yang sama. Sementara tidak banyak kader Muhammadiyah yang ambil bagian. “Sebenarnya kami, para ibu Aisyiyah, sangat bangga bila kader Muhammadiyah terlibat dalam permainan politik, sebagaimana yang selalu diucapkan para pimpinan, bahwa politik itu penting,” ujarnya.
Dia mengeluhkan, kenapa bila ada yang mencoba mengorbitkan kader untuk menjadi caleg atau lainnya selalu pesimis dan mengatakan tidak cukup modal. “Menurut saya sebaiknya kita sudah harus berpikir untuk jihad politik. Banyak sekali kader kita yang militan, kenapa tidak kita dorong dengan melakukan sesuatu,” ungkap Rukmini.
Mantan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang itu mengungkapkan fenomena yang pernah dia lihat di Brondong Lamongan. “Ibu-ibu Aisyiyah mengadakan baksos membagi sembako untuk warga yang membutuhkan dengan dana urunan untuk membantu menyukseskan pencalonan salah seorang calon bupati yang didukung warga Muhammadiyah saat itu,” ujarnya.
Melihat yang dilakukan di Brondong itu, Rukmini optimis bila gerakan jihad politik dengan menyiapkan perangkat bagi kader yang pantas dicalonkan. “Akan tetapi secara financial kurang bisa dilakukan. Maka perlu didikung bersama,” tutur dia.
Menurutnya, jihat politik itu sama dengan jihad pendidikan dan kebudayaan, jihad ekonomi dan sebagainya. “Untuk itu jihad politik perlu segera dicoba tentu saja by design. Toh ada Lembaga Hikmah juga,” tegas Rukmini. (Uzlifah)