PWMU.CO– “Sing sopo wonge ngerti perilaku kemungkaran, elingno nganggo tangan, yen ora mampu, gaweo lisan, yen isih ora mampu, gaweo ati. Lan iku sak lemah-lemahe iman.”
Hadist riwayat Muslim tersebut disampaikan wiraswara group Reyog Taruno Suryo SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo). Diiringi gamelan, pesan itu disampaikan dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Ponorogo Ahad (14/1/2018).
Arti hadits itu secara mudah adalah “barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika masih tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
Kepada PWMU.CO Sugeng Riadi SPd pembina Reyog Taruno Suryo mengungkapkan bahwa group reyog SMA Muhipo diundang oleh Kankemenag Ponorogo untuk menjadi salah satu pengisi acara pada HAB Kemenag ke-72.
“Selama ini ketika tampil kita selalu menampilkan kesenian reyog yang islami baik itu penari dan lagu pengiringnya,” ujar Sugeng menjelaskan alasan diundang Kankemenag Ponorogo.
Pembina Reyog SMA Muhipo ini juga menjelaskan bahwa grup Reyog Taruno Suryo ingin menampilkan kesenian reyog sebagai kesenian dakwah. “Bathoro Katong ketika mendakwahkan Islam di Ponorogo dengan melalui media reyog,” jelas Sugeng.
Baca juga: https://www.pwmu.co/37294/2017/09/reog-taruna-suryo-muhammadiyah-berjaya-di-festival-nasional-reog-2017/
Sehingga tambah Sugeng, pesan yang di sampaikan bukan hanya sebatas busana yang Islami namun pesan iringan tetembangan juga bersumber dari al-Quran dan Hadis.
“Makanya setiap akan tampil kita selalu memberikan motivasi bahwa kita akan menghibur penonton,” terangnya.
“Tapi yang pasti kita harus menikmati penampilan kita sendiri sehingga nilai dakwahnya akan maksimal karena keluar dari hati yang tulus,” pungkasnya. (timur)