PWMU.CO – Dewasa ini sudah jarang ditemui mubaligh Muhammadiyah yang mampu mengembirakan umat lewat materi dan gaya ceramahnya.
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Sholihin Fanani mengatakan, rata-rata mubaligh Muhammadiyah menyampaikan materi ceramahnya dengan gaya serius dan monoton.
Bahkan, materi ceramah yang disampaikan kesannya ketinggian sehingga jamaah kesulitan mencerna apa yang disampaikan.
“Jarang sekali mubaligh kita memperhatikan kondisi jamaahnya tertarik menyimak atau tidak,” ujarnya di sela acara Peningkatan Kualitas Mubaligh (PKM) untuk Wilayah Kerja (Wilker) VI di Balai Kepegawaian Daerah (BKD) Trenggalek, Sabtu malam (13/1/18).
Padahal, kata dia, tidak semua jamaah memiliki pemahaman agama Islam yang sama. “Tak sedikit di antara jamaah yang masih awam dengan agama, terutama paham Muhammadiyah,” tegasnya.
Pria asal Lamongan ini lalu memberikan tips agar ceramah tidak monoton, yakni seorang dai atau mubaligh perlu menyisipkan candaan dalam aktivitas ceramahnya sehingga jamaah antusias dan tertarik dengan yang disampaikan.
Asal, sambungnya, candaan itu tidak keluar dari konteks materi ceramah. “Sesekali perlu menyisipkan candaan yang disesuaikan materi ceramah,” imbuhnya.
Sholihin menegaskan, mubaligh Muhammadiyah perlu terus meningkatkan kompetensinya agar mampu menjadi ulama yang digemari umat.
“Mubaligh kita juga harus bisa menjadi pemimpin umat, menjadi pengusaha dan menjadi pelawak dalam menyelesaikan materi yang menarik,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post