PWMU.CO-Waktu dhuhur tiba, Senin (15/01/2018), para siswa kelas III sampai kelas VI SD Muhammadiyah 24 Surabaya berbaris rapi di tempat wudhu. Ini adalah pekan ketiga sejak diberlakukannya SOP (Standard Operational Procedure) tertib di masjid.
Terlihat para siswa terbagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6-9 siswa yang dipimpin oleh satu koordinator. Mereka berwudhu dengan tertib. Membaca doa masuk masjid kemudian memasuki masjid dengan teratur. Tanpa ada perintah dari guru, para siswa memenuhi shaf yang kosong dan melaksanakan shalat qobliyah dhuhur. Tak ada gurauan atau obrolan di dalam masjid.
Baca juga: Mengajarkan Praktik Shalat Rasulullah sejak Dini
Saat iqomah berkumandang, para siswa langsung berdiri merapatkan shafnya. Semua shalat dengan khusyuk dan tertib. Setelah shalat dilanjutkan dengan berdzikir, berdoa, dan shalat bakdiyah dhuhur.
Sebelum keluar masjid, para siswa bersalaman dengan para jamaah yang lain. Sungguh ini pemandangan yang menyejukkan hati.
Suasana ini berbeda sekali dengan bulan-bulan sebelumnya. Sebelum SOP ini diterapkan, para guru harus mengingatkan berkali-kali agar siswa tidak bercanda dan mengobrol di dalam masjid.
Meskipun setiap shaf ada guru yang mengawasi dan mengingatkan siswa untuk tertib di masjid, namun masih saja banyak siswa yang berbicara di dalam masjid. Beberapa siswa ada yang tidak berdoa sesudah shalat dan langsung lari keluar selesai salam.
Sejak diberlakukannya SOP tertib di masjid ini, hampir semua siswa bisa tertib tanpa perintah dan teguran dari guru.
Seperti diungkapkan Zuli Aisyatul Umro SPd, wali kelas V Peduli. “Alhamdulillah sudah dua pekan ini anak-anak tertib di masjid. Shalat sunah rawatib, berdoa dan berdzikir. Berbeda dengan sebelumnya yang guru-guru harus berkali-kali mengingatkan untuk tidak guyon di masjid,” kata Bu Yuli, panggilannya.
Wakasek kesiswaan Anjar Ayu memiliki terobosan baru dalam membentuk karakter tertib di masjid. Bersinergi dengan tim Ismuba dan tim PPK sekolah, akhirnya terbentuklah SOP tertib di masjid.
SOP ini dimulai dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok ditunjuk koordinator yang bertanggung jawab memotivasi dan memonitoring anggotanya untuk menjalankan prosedur yang telah ditentukan.
“Urutan kegiatan telah diatur dan dijelaskan dalam SOP. Semua siswa mengerti dan memahami prosedur yang harus dijalankan, termasuk konsekuensi logis yang harus diterima jika melanggar prosedur. Setiap selesai shalat, koordinator mengisi buku catatan karakter tertib di masjid yang diletakkan di serambi masjid. Jika ada yang anggota yang belum menjalankan SOP maka koordinator akan menulis nama siswa tersebut di buku catatan yang disediakan,” ujarnya.
Sekolah yang terletak di jl. Ketintang No.45 Surabaya ini memang terus menemperbaiki sistem dan meningkatkan kualitas demi terwujudnya jargon sekolah yaitu Sekolah Karakter. Tahun ini ada lima karakter yang menjadi goal sekolah, yaitu religius, mandiri, tertib, birrul walidain, dan santun. (Norma Setyaningrum)