PWMU.CO – Sambil menyelam minum air. Pepatah itu mewakili pemandangan pagi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, tempat sebagian peserta Tanwir I Aisyiyah bermalam.
Ternyata, ada peserta Tanwir yang nyambi berjualan. Nunik Eniyati misalnya. Peserta asal Kotagede Yogyakarta yang menyulap tempat duduk koridor depan Asrama Haji menjadi lapak batik khas Jogja.
Baru saja Nunik mengeluarkan beberapa outer batik, Ahad (21/1/18) pagi, peserta yang lalu lalang bersiap untuk ke lokasi Tanwir di Universitas Muhammadiyah Surabaya Jalan Sutorejo, tertahan oleh cantiknya corak outer batik yang menawan.
“Yang ini Rp 100 ribu. Kalau dipadankan baju hitam pasti jadi bagus. Kalo yang ini lain, batik tulis harganya Rp 150 ribu,” jelas Nunik pada pembeli.
Selain menjual batik, Nunik juga menyediakan beberapa atribut Aisyiyah. Di antaranya bendera, jilbab, dan kain untuk seragam nasional.
“Lumayan hemat ongkos. Nggak perlu jauh-jauh ke jogja,” ucapnya.
Inilah salah satu potret realisasi program unggulan Aisyiyah yang diusung oleh tanwir kali ini: Pemberdayaan Ekonomi untuk Indonesia Berkemajuan.
Buktinya, belum selesai tanwir, ekonomi peserta sudah menggeliat. Menyelam sambil jual batik, he-he-he. (Izzah Maulidah)
PWMU.CO – Sambil menyelam minum air. Pepatah itu mewakili pemandangan pagi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, tempat sebagian peserta Tanwir I Aisyiyah bermalam.
Ternyata, ada peserta Tanwir yang nyambi berjualan. Nunik Eniyati misalnya. Peserta asal Kotagede Yogyakarta yang menyulap tempat duduk koridor depan Asrama Haji menjadi lapak batik khas Jogja.
Baru saja Nunik mengeluarkan beberapa outer batik, Ahad (21/1/18) pagi, peserta yang lalu lalang bersiap untuk ke lokasi Tanwir di Universitas Muhammadiyah Surabaya Jalan Sutorejo, tertahan oleh cantiknya corak outer batik yang menawan.
“Yang ini Rp 100 ribu. Kalau dipadankan baju hitam pasti jadi bagus. Kalo yang ini lain, batik tulis harganya Rp 150 ribu,” jelas Nunik pada pembeli.
Selain menjual batik, Nunik juga menyediakan beberapa atribut Aisyiyah. Di antaranya bendera, jilbab, dan kain untuk seragam nasional.
“Lumayan hemat ongkos. Nggak perlu jauh-jauh ke jogja,” ucapnya.
Inilah salah satu potret realisasi program unggulan Aisyiyah yang diusung oleh tanwir kali ini: Pemberdayaan Ekonomi untuk Indonesia Berkemajuan.
Buktinya, belum selesai tanwir, ekonomi peserta sudah menggeliat. Menyelam sambil jual batik, he-he-he. (Izzah Maulidah)