PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Prof Zainuddin Maliki, sedang berduka. Ibunda tercinta, Siti Muawanah (87 tahun) berpulang ke rahmatullah. Ibu dari 11 anak ini meninggal pada Senin pagi (29/1) di Rumah Sakit Graha Amerta, Surabaya.
Ucapan bela sungkawa dari kolega berdatangan, termasuk pimpinan dan warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Rombongan PWM Jatim pun bertakziyah ke Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung hari ini.
Hadir mewakili PWM untuk menyampaikan bela sungkawa Nur Cholis Huda (Wakil Ketua), Tamhid Masyhudi (Sekretaris), Biyanto (Wakil Sekretaris), dan Chusnul Choliq (Kepala Kantor). Juga hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sukadiono, yang juga Bendahara PWM Jatim itu.
Di tengah menerima para pentakziyah, Zainuddin menceritakan keluarga besarnya. Guru Besar Sosiologi Politik ini menjelaskan kesebelas anak almarhumah masih hidup dan tergolong sukses di bidang masing-masing.
“Sebagian besar mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kemenag dan Kemendikbud. Ada juga yang menjadi pengusaha,” ungkapnya.
Tentang kiat sukses almarhumah mendidik anak-anaknya, Zainuddin menceritakan bahwa sang ibunda tergolong sangat gigih mendidik anak-anak.
“Beliau sangat menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak,” ujarnya.
Semua itu berangkat dari pengalaman pribadi Muawanah yang membuatnya sangat menyesal. Sebab sebagai anak perempuan, ia pernah dilarang orangtua melanjutkan pendidikan tinggi. Alasannya, sebagai perempuan toh pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga.
“Dalam perjalanan waktu, ibu melihat banyak teman yang melanjutkan pendidikan tinggi sukses bekerja dalam berbagai profesi,” jelas Zainuddin.
Fakta itulah, ujarnya, yang membuat keyakinan ibu semakin kuat bahwa pendidikan mampu mengubah jalan hidup seseorang.
Berbekal pengalaman hidupnya itulah, maka Siti Muawanah tidak ingin anak-anaknya mengalami nasib seperti dirinya. Sebelas anaknya harus melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.
Keadaan ekonomi keluarga yang kurang mendukung tidak menghalangi Siti Muawanah memacu pendidikan anak-anaknya. “Bahkan kalau anak-anaknya malas belajar dan mengaji, hanya tidur-tiduran, langsung disiram pakai air. Itulah model pendidikan khas orang desa saat itu,” begitu kenang Zainuddin yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim.
Dengan model pendidikan yang tegas itu, sebelas anak almarhumah Siti Muawanah kini sukses.
Semoga almarhumah husnul khotimah. (MN)