PWMU.CO – Simpati atas wafatnya Ahmad Budi Cahyono, guru tidak tetap (GTT) mata pelajaran seni rupa di SMAN 1 Torjun Sampang, yang meninggal dunia diduga akibat dipukul siswanya masih terus berdatangan. Salah satunya datang dari SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya.
Sekolah berjargon Qur’anic and International Insight School (QIIS) ini menyelenggarakan shalat ghaib untuk almarhum Pak Budi di halaman sekolah, Senin (5/2/18). Ratusan siswa dan guru tampak khusyuk menjalakan shalat ghaib yang diimami oleh ustadz Basirun SAg.
Kepala SDM 6 Gadung Munahar mengatakan, shalat ghaib ini dilaksanakan sebagai bentuk simpati, keprihatinan dan untuk mendoakan almarhum Pak Budi. Sebab, keluarga besar SDM 6 Gadung turut berduka cita atas meninggalnya almarhum Pak Budi.
”Semoga amal baik almarhum diterima dan segala dosa diampuni oleh Allah Swt. Untuk keluarga yang ditinggal semoga diberi kesabaran. Amin,” Munahar mendoakan.
Munahar mengungkapkan, semua pihak harus bisa mengambil pelajaran dari apa yang menimpa Pak Budi. Baik itu guru maupun siswa. Sehingga kasus yang mencoreng wajah pendidikan ini tidak pernah terulang lagi.
”Kami berharap ini menjadi edukasi buat siswa agar selalu menghormati gurunya,” ungkapnya.
Karena menurut Munahar, ilmu yang diterima siswa akan menjadi bermanfaat jika siswa hormat kepada guru.
”Mari hormati dan sayangi guru sebagimana kita menyayangi orangtua kita. Sebab, murid bisa pintar itu salah satunya berkat guru. Murid bisa sukses di kemudian hari juga berkat jasa atau andil dari guru,” tuturnya kepada siswa.
Selain shalat ghaib, keluarga besar SDM 6 Gadung juga menggalang dana untuk sedikit membatu keluarga almarhum. ”Sementara ini infak yang terkumpul baru senilai Rp 1.554.500. Bantuan tersebut akan kami salurkan melalui Lazismu,” ungkapnya. (Aan)