PWMU.CO – Berada di pesisir pantai utara Lamongan Jawa Timur, pondok pesantren ini terbukti banyak melahirkan santri hafidh. Hal tersebut tak mengherankan, mengingat pesantren yang bernama Pondok Karangasaem ini memiliki program unggulan bernama Daurah Tahfidh.
Daurah Tahfidh merupakan program unggulan di mahad ini, di mana tidak semua santri bisa mengikuti. Hanya santri yang lolos seleksi saja yang dapat masuk program tersebut. Program Daurah Tahfidh dilaksanakan mulai dari lembaga PAUD, MI, MTS, SMP, MA, SMA, dan SMK.
“Pada tahap seleksi, santri diminta mengikuti beberapa tes dari direktur tahfidh. Di antaranya, membaca Alquran satu halaman dengan durasi waktu dua menit, membaca Alquran satu juz dengan durasi waktu 25 menit. Dalam tes tersebut yang menjadi tolok ukurnya adalah kelancaran dan kebenaran,” terang Kabag Pendidikan Pondok Karangasem Paciran Lamongan Fatih Futhoni SPdI MPd, Ahad, (4/2/18).
Setelah dinyatakan lolos seleksi, maka santri tersebut akan dicabut dari sekolahnya selama satu bulan. Mereka harus fokus pada program tahfidhnya. Tujuh orang muhafidh dan muhafidhah akan memberi penggemblengan dari pukul 03.00 -21.00.
“Mereka harus melakukan delapan kali setoran hafalan. Ketentuannya, sehari semalam menyetor sepuluh halaman atau lima lembar. Hitungannya, 5 lembar dikali 30 hari, berarti 150 lembar atau 15 juz. Tapi ada juga santri yang hafal lebih dari 15 juz. Itu tergantung pada kecerdasan santri sendiri,” terangnya.
Adaptasi juga sangat diperlukan dalam program daurah ini. Biasanya pada pekan pertama santri masih sulit untuk beradaptasi. Namun pada pekan kedua, ketiga, dan keempat santri mulai berkompetisi meningkatkan hafalannya.
“Motivasi internal dan lingkungan sangat dibutuhkan oleh santri. Begitu juga dengan pola makanannya. Oleh karena itu santri diberi nutrisi berupa susu, buah-buahan dan obat kecerdasan otak,” tutur dia. (Eklis Dinika/Mif)