PWMU.CO-Pukul 07.10, terdengar suara pintu ditutup dengan keras, jedoarrrr. Bersamaan dengan itu dari lantai 2 Mushala SD Muhammadiyah 1 Tanggul (SD Muhita) Jember terdengar siswa membaca surat an-Naba bersama-sama dipandu guru yang bertugas.
Bu Intan, guru yang baru masuk kantor terkejut. Segera mencari tahu dari mana sumber suara tadi berasal. Ternyata dari kelas 1C, guru itu langsung menghampiri seorang siswa duduk dengan wajah cemberut dan kecewa dalam kelasnya.
Baca Juga: Dengan Murojaah Para Siswa Akhirnya Hafal al-Quran
Ibad, nama panggilannya, ditanya Bu Intan. “Sayang, kenapa kamu masih di dalam kelas? Teman-temanmu sudah mengaji semua di mushala,” tanya guru. “Ayo ke mushala kita ngaji pagi. Saatnya murajaah,” ajak Bu Intan kepada Ibad.
Ibad menolak ajakan itu sambil menjawab, “Saya malu, Bu Guru.”
”Kenapa malu?”
”Aku tidak bawa Juz Amma dan datang terlambat.”
”Tidak usah malu, kamu tidak terlambat ini belum jam 7.30 kalau tidak bawa Juz Amma tidak apa-apa cukup mendengarkan saja.” Akhirnya dengan diantar guru Ibad berani masuk kelas murajaah bersama teman-temannya.
Begitulah suasana aktivitas pagi di SD Muhita. Setiap hari siswa yang datang ke sekolah setelah menaruh tas di dalam kelas langsung menuju mushala mengikuti kegiatan mengaji pagi atau murajaah.
Kepala Urusan Kurikulum Uswatun Hasanah SPd mengatakan, kegiatan di pagi hari yang dilakukan siswa sebelum memulai pelajaran yaitu murajaah. Bel masuk sekolah pukul 07.30 tapi banyak siswa yang datang sebelum pukul 07.00. Bahkan siswa yang rumahnya jauh pukul 06.00 sudah ada yang datang. ”Sekolah lantas membuat program murajaah di pagi hari untuk anak-anak yang datang duluan sambil menunggu bel masuk,” tuturnya.
Hj.Nur Sabaha SThI MpdI, guru tahfidz, menambahkan, kegiatan murajaah pagi hari bisa memacu dan mempercepat target hafalan siswa sebab pagi hari kondisi anak-anak segar dan masih semangat, sehingga mudah menghafal.
”Kegiatan murajaah ternyata memberikan perubahan pada siswa. Yakni mereka datang lebih awal karena ingin ikut murajaah,” kata dia menambahkan. ”Siswa yang biasanya datang pagi bermain dan bergurau, saat ini sudah tidak lagi, mereka langsung mengaji,” katanya.
Orangtua siswa juga mendukung perubahan ini. Winarningsih, orangtua Alan Dwi kelas 4 mengatakan, anaknya rajin bangun pagi minta segera berangkat karena tidak ingin terlambat mengikuti ngaji pagi.
”Ini menandakan kedisiplinan anak saya meningkat dan bisa menghargai waktu dan kesempatan, saya sangat mendukung program seperti ini bisa berjalan terus,” ujarnya. (Hanz)