PWMU.CO-Sejumlah aktivis organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Nganjuk menolak perayaan Valentine Day atau disebut juga Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap 14 Februari. Praktik perayaan ini oleh remaja menjurus ke perbuatan mesum.
Deklarasi penolakan itu disampaikan usai Diskusi Say No to Valentine Day di SMK Muhammadiyah 1 Prambon Kabupaten Nganjuk, Ahad (11/2/2018). Diskusi menghadiri pembicara Ustadz Purbahayu SE.
Baca Juga: IPM Gelar Silaturahim Daerah, Perlu Wujudkan Tiga Kompetensi Dasar
Dalam ceramahnya Purbahayu menjelaskan, Hari Valentine di-setting untuk merusak akhlak pemuda dan pelajar. Valentine Day biasanya dirayakan oleh remaja yang berpacaran dengan memberi hadiah coklat atau boneka hati warna pink. Setelah itu berlanjut dengan berciuman yang dikatakan sebagai wujud kasih sayang.
”Praktik perayaan seperti ini bertentangan dengan moral Islam karena itu pemuda Islam harus menjauhi dengan benteng ilmu dan iman,” kata Purbahayu.
Disebutkan juga, Valentine Day itu harus dihindari karena empat hal. Pertama, bid’ah yaitu mengadakan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kedua, tasyabbuh yaitu menyerupai orang kafir. Ketiga, maksiat karena menimbulkan praktik zina. Keempat, mubazir yaitu membelanjakan harta untuk kesia-siaan.
Acara ditutup dengan penandatanganan Deklarasi Pelajar Peduli Moral di atas spansuk oleh seluruh peserta. Ketua IPM Nganjuk Muhammad Imron mengatakan, deklarasi itu sebagai seruan moral agar pemuda meninggalkan budaya mesum itu. ”Cari perayaan yang lebih positif misallnya bakti sosial, diskusi seperti yang dilakukan IPM ini,” ujarnya. (Ari, Put, Elva, Rois)