PWMU.CO-Dua penulis buku best seller hadir dalam acara Training Management Rasa yang diadakan oleh IPM Lamongan di SMAM 3 Parengan, Senin (12/2/2018). Kedua penulis itu adalah Sirot Fajar dan Futri Zakiyah yang menjadi sepasang suami istri.
Sirot Fajar dikenal lewat bukunya Jomblo Istiqomah Bahagia. Sedangkan Futri, penulis buku Mengelola Rasa yang juga pendiri Komunitas Mengelola Rasa. Ada yang unik dalam sesi seminar tersebut. Keduanya terlihat bergantian menyampaikan materi dan bergantian sibuk menjaga putranya.
Baca Juga: Reward Buku untuk Kontributor PWMU.CO, Cara Tradisikan Budaya Literasi dalam Beragam Aktivitas
“Kami berdua ini tidak hanya datang sebagai pemateri tapi juga sudah menjadi keluarga pemateri yang mengisi acara ini bersama putra kami ini,” ungkap Futri sambil menggendong putranya.
Futri yang didapuk sebagai pembicara pertama mengungkapkan, kelihaian seseorang dalam mengelola rasa sangat menentukan visi misi hidupnya. “Cara pengelolaan ini tidak banyak disadari oleh kaum remaja khususnya, sebagai sesuatu yang penting. Padahal kelihaian dalam mengelola rasa pada saat muda akan bermanfaat terhadap masa depan seseorang,” ungkapnya.
Di hadapan 300 peserta yang hadir, Futri mengungkapkan, manusia mempunyai fitrah sebagai seorang pecinta dan diciptakan untuk berpasangan. Sayangnya banyak dari kita, anak-anak muda yang kurang pandai memanfaatkan situasi ketika memasuki fase mencintai. ”Arahnya banyak yang negatif daripada positif,” sambungnya.
Futri menambahkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan seseorang sebagai anak muda, terutama kader IPM untuk mengawal rasa dalam koridor taat. Pertama, waspada kejahatan setan. Kedua, jaga diri dari maksiat. Ketiga, yuk, galau produktif. Keempat, mengikhlasi masa lalu dan yang terakhir melibatkan Tuhan dalam setiap urusan.
Sementara Sirot Fajar dalam sesi tanya jawab ditanya peserta tentang mengelola rasa saat bertemu Futri kemudian memutuskan menikah.
“Sebelumnya kami tidak saling mengenal, padahal satu kampus di Surabaya. Lalu saya selesai dan ternyata ada yang menyambungkan kami berdua. Akhirnya cepat sekali dalam waktu tiga bulan kami memutuskan untuk menikah, “jawab Sirot sambil tersenyum.
“Dulu kami juga bukan orang yang sempurna, tapi kami mencoba dan melewati fase-fase itu pada saat muda dan berhasil sampai menikah, istiqomah dalam taat, “sambungnya
Sirot menutup sesi tersebut dengan mengungkapkan, istiqomah itu menjaga. “Kita jaga dengan selalu meminta perlindungan dari Allah, dzikir dan tilawah juga selalu mencari teman yang baik, “pungkasnya. (Syaifullah)