PWMU.CO-Jam sekolah menunjukkan pukul 08.30 tapi sebagian besar anak kelas 1 dan kelas 2 heboh, Beberapa anak berhamburan mendekati ustdaz dan ustdzahnya sambil memeluk berlindung. Asal muasalnya ada paramedis Puskesmas Bangkingan datang memberikan imunisasi difteri di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 28, Senin (12/2/2018).
Para guru pun menenangkan murid-muridnya tidak perlu takut dengan suntikan sebab itu untuk kesehatan tubuh. Dengan dibimbinga guru para murid antre menunggu giliran diimunisasi meskipun masih ada yang histeris menangis menolak saat akan disuntik.
Baca Juga: Murid-Murid Itu Asyik Bermain Tanah Liat dan Menali Sepatu
Salah satunya Fikri siswa kelas 1 Ustman. Di pelukan ustdzahnya, Fikri menangis dan berontak disuntik. Setelah mendapat bujukan dari ustdzahnya juga temannya, akhirnya dia memberanikan diri maju ke perawat.
Setelah disuntik, ternyata dia langsung berhenti menangis dan kembali tersenyum dengan teman-temannya. Saat ditanya bagaimana setelah disuntik, Fikri mengatakan rasanya seperti digigit semut.
“Enggak sakit ternyata, kayak digigit semut. Lha tadi nangis soalnya takut, katanya kalau disuntik itu sakit. Tapi ternyata tidak,” jelasnya.
Setelah pelaksanaan difteri, anak-anak diberi kesempatan untuk istirahat dan bermain sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilanjutkan.
Jadwal pelaksaanaan imunisasi difteri hari itu dimulai dari MI Muhammadiyah 28 selanjutnya ke SD, MI, dan SMP di wilayah Kelurahan Bangkingan ini. Ini kegiatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mencegah penyakit difteri melalui program Outbreak Response Immunization (ORI). Langkah ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap berkembangnya kasus difteri di Indonesia.
Di MIM 28, imunisasi diberikan kepada siswa kelas I-II dengan total keseluruhan 57 siswa. ”Madrasah ini baru punya kelas 1 dua rombel dan kelas 2 satu rombel,” tutur Hidayat ST, kepala MIM 28.
Sri Lili Sudarwiningsih, wali kelas 1, menambahkan sebelum imunisasi, pihak sekolah telah meminta izin kepada orangtua murid. Apabila ada walimurid tidak memberikan izin, diwajibkan menyertakan surat pernyataan. “Alhamdulillah semua orangtua tidak ada yang keberatan,” tandasnya. (MrD)