PWMU.CO-Hari itu langit Kota Yogyakarta gerimis. Tapi tak menciutkan niat rombongan studi komparasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (SD Mudipat) untuk menjelajahi kampung yang ramai dan padat menuju Langar Kidul, Kamis (15/2/2018). Inilah Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, yang amat bersejarah bagi Muhammadiyah.
Dengan berjalan cepat rombongan Mudipat menyusuri gang selebar bentangan tangan orang dewasa dari arah Masjid Gede Kraton Yogya. Perjalanan ke langgar ditempuh tujuh menit. Jika lewat dari jalan sebelah barat, Jl. Nyai Ahmad Dahlan, lokasi Langgar Kidul amatlah dekat, hanya lima belas langkah kaki saja.
Langgar Kidul meski gedung tua tapi terawat. Halamannya tanah tak seberapa lebar. Di sebelahnya tempat Ndalem Kiai Dahlan yang kini ditempati dua cicitnya. Di langgar inilah Kiai Dahlan mengajar surat al-Maun yang diulang-ulang. Di depannya ada ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah, sekolah Kiai Dahlan pertama kali.
Saat rombongan memasuki halaman, seorang ibu datang menghampiri. “Sugeng rawuh, monggo mlebet (selamat datang, silahkan masuk),” ujarnya.
”Bapak, ibu. Ini Langgar Kidul, itu ndalemnya cicit-cicitnya Kiai dan yang itu ruang kelas pertama kali Kiai mengajari murid-muridnya,” ucapnya dengan ramah menyambut tamu.
Rombongan dipersilakan masuk ke ruang sekretariat. Di dalamnya terpajang berbagai foto, tulisan, piagam, kisah singkat perjalanan Muhammadiyah dari masa ke masa, dan silsilah keluarga Kiai Dahlan. Ada juga etalase menyimpan berbagai buku dan suvenir.
Bangunan itu terdiri dari dua lantai. Lantai satu dibagi dua ruang dan lantai dua adalah tempat utama langgar. Kini langgar itu dipakai untuk kelas tahfidz Quran oleh keluarga. Bangunan ini masuk cagar budaya denganSK Walikota Yogyakarta No.789/KEP/2009.
“Ibu ini cucu atau cicitnya Kiai Dahlan?” tanya salah satu rombongan.
“Mboten, saya orang luar yang bekerja di sini,” jawabnya sembari tersenyum.
Dia mengenalkan diri bernama Tinuk Supartinem (48), penjaga Museum Langgar Kidul. Dia bekerja sejak November 2010. Tinuk, ibu tiga anak ini warga Bantul. Sebelumnya Langgar Kidul yang dinaungi Yayasan Kiai Ahmad Dahlan itu diurus oleh keluarga Kiai Dahlan sendiri. Pimpinan Yayasan Kiai Ahmad Dahlan adalah Jam’an. Cicit Kiai Dahlan yang menjadi Kepala SMK Muhammadiyah 4 Kota Gede Yogyakarta.
Jam kerja museum ini singkat dari pukul 10 hingga pukul 12 siang setiap harinya. Hari Ahad dan tanggal merah museum ditutup. “Kecuali ada pemberitahuan kunjugan, baru mengabaikan jam kerja. Tanggal merah pun kalau sudah ada surat kunjungan ya saya buka,” terangnya.
Tinuk mengaku keturunan NU tulen yang masih melestarikan tahlil. Namun dirinya sekeluarga adalah warga Muhammadiyah. Dia senang bekerja di sini walau seorang diri. Karena suasana tenang dan banyak berkenalan dengan tamu. (Mul)