PWMU.CO – Menjaga hafalan Alquran lebih sulit dibanding menghafalnya. Firman Sjafrial MPdI menyampaikannya usai pembelajaran Program Intensif Tahfidhul Quran SMA Muhammadiyah (SMAM) 1 Gresik, Kamis (22/2/18).
“Program intensif ini memberikan pelayanan bagi yang ingin murajaah hafalannya, supaya tidak hilang. Karena kalau hanya menghafal itu mudah, yang sulit adalah menjaganya,” tuturnya.
Ustadz Firman—panggilan akrabnya—menjelaskan di semester ini, pembelajaran dilakukan selama 40 hari atau dua bulan.
“Masuknya hanya lima hari dalam sepekan. Masuk seperti jam sekolah pukul tujuh pagi hingga setengah empat sore,” ujarnya.
Pria asal Madura ini mengungkapkan pembelajaran diawali dengan shalat Dhuha. “Setelah itu setor bacaan bin nadhar yaitu membaca Alquran di depan Muhafidh/Muhafidhah, supaya bacaannya tidak ada yang keliru,” ungkapnya.
Ustadz Firman melanjutkan, peserta program ini terdiri dari kelas satu dan dua SMA. “Keseluruhannya 24 siswa dengan empat Muhafidh. Siswa libur pembelajaran di sekolah untuk hari Senin hingga Jumat. Hari Sabtunya, mereka masuk sekolah untuk menerima pembelajaran khusus sebagai pengganti materi pelajaran yang tertinggal,” ucapnya.
Alumnus Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura ini menyebutkan dalam sehari, siswa memiliki target hafalan minimal tiga lembar atau enam halaman.
“Program ini kali pertama diselenggarakan tanggal 21 Januari 2017. Alhamdulillah rata-rata siswa kami mencapai target hafal tiga juz dalam dua bulan. Biasanya hanya ada dua siswa yang perlu bimbingan khusus,” jelasnya.
Menurutnya, program tahfidh yang digelar di Jalan Anyelir nomor 4 BP Wetan Gresik ini diharapkan dapat mencetak anak-anak yang mencintai dan berakhlak Alquran, serta memiliki keimanan dan akidah yang benar.
“Moto kita sederhana. Semua bisa menjadi Hafidh. Biar anak-anak semangat,” tegasnya.
Kepala Program Intensif Tahfidhul Quran SMAM 1 Gresik itu menyampaikan seluruh siswa SMAM 1 Gresik yang berminat, bisa mendaftarkan diri.
“Nanti di awal semester akan diseleksi. Muhafidhnya adalah Alumni Pondok Tahfidh Umar bin Khattab Surabaya dan STAI Al Aqidah Jakarta,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta program Fanana Firdaus Salsabila mengaku tertarik mengikuti program tahfidh karena ingin menjadi keluarga Allah. “Saya ingin membahagiakan orang tua dan menyempurnakan hafalan selama di sini,” ujarnya.
Siswi kelas dua SMA ini mempunyai pengalaman baru bagaimana cara menghafal dengan waktu yang terbatas. “Kami selalu diberikan motivasi oleh pembimbing ketika proses takhasus,” ucapnya.
Pelajar asal Sidayu Gresik ini mengaku pernah mengalami kesulitan dalam mengulang hafalan. “Sulitnya itu dalam menghafal kata-kata yang belum dipahami. Jadi perlu memperdalam ayat-ayat yang sama karena sulit untuk membedakan satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Semangat menjaga hafalan! (Ria Eka Lestari)