PWMU.CO-Keseruan pembinaan keputrian SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya (SMAMDA) memang tak ada habisnya. Jumat (23/2/2018) kali ini acara membuat kue gandasturi dan wedang pokak. Dapurnya tetapi memakai ruang meeting lantai 4.
“Asyik, masak lagi,” ujar Laras Aulia XII IPS 1. Ia senang karena memang suka memasak.
Acara dipandu oleh ibu-ibu komite yang tergabung dalam bidang pengembangan potensi siswa. “Saya memilihkan kue gandasturi agar anak-anak tahu ada kue tradisional semacam ini,” ujar Reni Astini, salah satu pengurus komite.
Baca Juga: Hmmm….Kue Lumpur….It’s Very Delicious
Menurutnya, kue berbahan kacang hijau seperti ini tidak dikenal kids zaman now. Mereka hanya tahu burger, pizza, pancake. “Apalagi kalau tahu nama asli kue ini dalam bahasa Suroboyoan, wah bisa heboh,” katanya sambil tertawa. Nama populer kue itu dahulu biasa disingkat kokam. Artinya kemaluannya kambing.
Langkah pertama membuat kue gandasturi adalah merebus kacang hijau untuk isi. Kemudian mencampurkan santan, gula, vanili dan maizena. Setelah matang dicetak bulat-bulat. Langkah kedua, isi yang berbentuk bulat itu dicelup ke adonan yang terbuat dari terigu, tepung beras, gula dan vanili. Setelah dicelup lalu digoreng dengan api sedang.
“Ini bagian yang paling saya suka memberi topping,” ujar Karina Nova XII MIPA 8 sambil menata kue yang sudah matang. Agar tampak modern dan menarik sekarang kue itu diberi topping keju, selai stroberi atau jelly. Ia mengaku baru tahu ada kue selain onde-onde yang berisi kacang hijau.
Di meja lain beberapa siswi bertugas membuat wedang pokak. Minuman tradisional penghangat tubuh ini memang pas disandingkan dengan gandasturi. Pemandu wedang pokak adalah Lilis Susindawati SPd Ak. Menurut dia, minuman hangat ini sangat pas disajikan untuk menemani anak-anak belajar daripada soft drink.
Bahan-bahan wedang pokak adalah jahe, sereh, daun pandan, kayu manis dan gula jawa. Semua bahan dimasukkan lalu direbus sampai mendidih. Untuk penyajian, minuman disaring terlebih dahulu agar tidak tercampur bahan tadi ketika diminum.
Aroma sedap menghiasi ruangan. Gandasturi dan wedang pokak siap disajikan. Satu per satu siswi diperbolehkan mencicipi hasil kue dan wedang pokak yang telah dibuat. Tak ketinggalan Franziska Bernlochner, guru dari Jerman, juga mencicipinya.
“The cake is yummy,” katanya setelah mengunyah gandasturi. Kemudian dia nyruput wedang pokak. Tiba-tiba saja ia menjulurkan lidah sambil berucap. “Wow..it’s too hot for me,” keluhnya. “I don’t really like ginger,” ujarnya. Beberapa siswi dibuat tertawa atas komentarnya itu. (Puspitorini)