PWMU.CO-”Smamda radio on the outstanding Islamic School…..” Sapaan hangat itu selalu terdengar dari para penyiar Radio SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) saat mengudara. Radio Smamda hadir memberikan informasi seputar dunia pelajar.
“Radio kebanggaan warga SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini mengudara sekitar tahun 2013. Sempat vakum karena regenerasi yang tidak berjalan. Namun di tahun 2018 ini, Radio Smamda kembali mengudara,” tutur Yudi Prianto MKom, Waka Kesiswaan Smamda, Senin (5/3/2018).
Radio sekolah yang berada di bawah naungan ekstrakurikuler jurnalistik ini mengudara setiap jam istirahat pertama dan kedua. ”Para penyiar dari siswa sendiri. Di ruang radio sudah ada mike dan amplifier, kadang meraka membawa laptop sendiri. Jadi mereka bisa berimprovisasi menjadi penyiar sesuai gayanya,” tutur Yudi.
Saharani, yang bertugas pagi itu tidak sendiri, ia di dampingi oleh Amelia Jaklin. Keduanya tampak saling bersahutan saat menyiarkan beberapa agenda sekolah terkini. Tidak jarang mereka mengajak pendengar dengan gaya bahasanya masing-masing. ”Baru saja kita membawakan program Kiprah Smamda. Program ini mengangkat berita seputar sekolah, dari prestasi siswa hingga agenda sekolah terdekat,” ujar Saharani.
Salammu alias Salam dan Musik, program paling digemari oleh siswa. Program ini berisi permintaan lagu dan saling kirim salam. ”Biasanya lagu-lagu yang diputar beragam. Tapi lebih sering lagu yang sedang tren. Untuk berkirim salam dan pesan lagu, cukup melalui Id Line Radio Smamda,” ungkap siswi kelas XI MIPA 5 ini.
Tidak sekadar siaran, tim penyiar juga berlatih agar tidak menghasilkan suara cempreng. ”Kalau saat ekstrajurnalistik, biasanya ada materi tentang penyiaran, di situlah kami diajari teknik pernapasan, agar suara enak didengar.” ungkapnya.
Latihan agak sulit adalah melatih suara agar tetap stabil saat berbicara cepat. ”Inilah pentingnya pernapasan perut untuk mengatur intonasi, agar pendengar tetap bisa menyimak, meski bicaranya cepat. Semua teknik yang diajarkan saat ekstra kami terapkan waktu siaran. Tidak jarang, teknik ini kita bagi kepada adik kelas, agar bisa belajar bersama,” tuturnya. (Hanafi)