PWMU.CO-Membangun dan mengembangkan amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang kesehatan haruslah berbasis data. Tidak boleh asal membangun saja. Harus memiliki data karakter masyarakat, kualitas pelayanan, pelanggan, dan sejenisnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy dalam Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Hotel Santika Gubeng Surabaya, Rabu (7/3/2018).
Muhadjir mengatakan, pembangunan AUM haruslah by planning atau berbasis data sehingga dalam pengembangannya bisa terarah dan maksimal. “Sudah tidak waktunya lagi Muhammadiyah mengembangkan AUM seperti orang yang berjualan di pasar. Menunggu siapa yang datang baru dilayani. Harus berkemajuan,” ujar Muhadjir di hadapan 300 peserta.
Untuk itu, kata Muhadjir, Majelis PKU perlu membuat langkah konkrit dalam proses pembangunan dan pengembangan AUM di bidang kesehatan yang berbasis data. “Kalau pengembangan AUM belum berbasis data, maka perlu segera diupayakan untuk menerapkannya,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Muhadjir lalu mengajak, segenap jajaran pimpinan MPKU maupun pimpinan AUM bidang kesehatan agar berani mengambil risiko untuk pengembangan rumah sakit, klinik dan lainnya misalnya utang bank. “Jadi mubaligh saja berisiko, apalagi menjadi pimpinan AUM. Ya, kita harus berani ambil risiko untuk mengembangkan AUM yang kita pimpin,” tegasnya.
Sebagai gambaran, Muhadjir menyarankan MPKU PP Muhammadiyah belajar model pengembangan Rumah Sakit Siloam yang terbilang pesat. Dijelaskan, mereka itu membangun dengan konsep bisnis yang matang. Mereka berani berutang ke bank dan ketika selesai pembangunanya, RS kemudian dijual dengan model saham-saham. Mereka dapat untung kemudian bangun lagi RS.
“Model itu bisa ditiru. Asal niat kita baik untuk membangun dan mengembangkan AUM bidang kesehatan,” tandasnya. (Aan)