PWMU.CO – Sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan istiqomah merawat sikap dan nalar kritisnya menyikapi berbagai persoalan kebangsaan yang ada. Mulai dari masih tingginya angka kemiskinan, kesenjangan sosial, kedaulatan pangan hingga politik.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Suli Daim SPd MM menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara Dialog Kebangsaan dan Pelantikan PC IMM Bangkalan periode 2018-2019 di aula gedung DPRD Bangkalan, Sabtu (10/3/2018).
Suli mengatakan, generasi muda tidak boleh mati rasa, apatis, dan hilang nalar kritisnya menyikapi berbagai persoalan yang kini mendera bangsa ini. “Apabila generasi muda sudah mati rasa, apatis, dan hilang nalar kritisnya, maka matilah sejarah bangsa kita,” katanya.
Ketua LHKP PWM Jatim ini mengungkapkan, salah satu problematika yang muncul akibat penerapan demokrasi liberal di Indonesia adalah mahalnya ongkos berpolitik. Menurut dia, saat ini politik di Indonesia bukan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat, tetapi politik sudah menjadi komoditi utama untuk mendapatkan kekuasaan, memperkaya diri, dan lainya.
“Jadi jangan heran jika politisi yang kini duduk di pemerintahan ataupun di kursi dewan tidak bisa merubah nasib bangsa ke arah yang lebih baik. Itu karena para poltisi kita tersandera dengan kepentingan pemodal dan lainnya,” ungkapnya.
Hal itu, lanjut Suli, merupakan pekerjaan rumah yang harus dipecahkan oleh mahasiswa Indonesia pasca reformasi. “Mahasiswa harus turun mengedukasi dan memberi penyadaran kepada masyarakat akan dampak buruk dari politik uang,” imbaunya.
Pria asli Lomongan ini lalu memaparkan persoalan bangsa lainnya, yakni kedaulatan pangan. Disebutkan, beras, garam, dan beberapa komoditas pangan lainnya Indonesia masih impor. “Mana mungkin bangsa ini bisa mandiri dan sejahterah, soal pangan saja kita masih impor. Belum bisa swasembada pangan,” paparnya.
Di akhir paparannya, Suli mengajak kader IMM untuk ikut terlibat menentukan nasib dan arah bangsa ini di masa depan. “Siapa lagi yang akan merubah bangsa ini kalau bukan kalian (mahasiswa). Maka, catatkanlah nama Anda dalam sejarah perubahan untuk meluruskan kiblat bangsa Indonesia,” tandasnya.(Aan)