PWMU.CO-Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengadakan Workshop Story Telling di Aula Din Syamsudin, Selasa (13/03/2018). Kegiatan ini digelar untuk memberikan pengalaman berbagai metode mengajar bahasa Inggris. Tak hanya guru bahasa Inggris dari SD Muhammadiyah 4 Pucang, acara ini juga diikuti guru dari sekolah swasta lainnya, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Nganjuk, Kediri, Ngawi, Bojonegoro, Purbalingga, Gresik, hingga Bangkalan.
Acara ini digelar bekerja sama dengan lembaga pendidikan Bahasa Inggris LIA Cabang Ngagel dan Gayungsari serta penerbit McMillan Education. “Kegiatan workshop ini sangat penting, saya berharap sering-sering diadakan kegiatan seperti ini, agar guru-guru bahasa Inggris semakin kaya metode pembelajarannya,” harap Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Marsudidono dalam sambutannya.
Panitia menghadirkan Derek Spafford, Regional Teacher Training dan Academic Consultan McMillan Education untuk memberikan materi. Pria asal Inggris itu menerangkan, pembelajaran Bahasa Inggris semakin menarik jika guru mengajarkan ke siswa dengan metode yang kreatif dan menyenangkan.
“Pengajaran tidak hanya di dalam kelas atau classical tetapi perlu dilakukan dengan metode-metode menarik dan menyenangkan seperti story telling dan permainan-permainan,” kata Derek yang aktif 11 tahun di British Council Thailand.
Derek menambahkan, ada beberapa permainan yang bisa diterapkan dalam metode pengajaran Bahasa Inggris yang bisa membuat siswa-siswa senang dalam belajar, yaitu permainan lempar bola, kartu huruf, dan magic moment game.
“Permainan lempar bola, siswa-siswa berkelompok sebanyak 10 orang membentuk lingkaran. Diiringi musik, siswa-siswa memindahkan bola ke teman di sampingnya. Ketika musik berhenti, siswa yang lagi memegang bola diberi tugas untuk bercerita sesuai tema yang telah ditentukan, misalnya keluarga, hobi, makanan favorit, dan olahraga favorit,” ujarnya menjelaskan.
Permainan berikutnya, lanjut dia, adalah kartu huruf. Dalam permainan itu, siswa-siswa membentuk kelompok terdiri dari 5-10 orang, kemudian ditunjukkan gambar, lalu menyebutkan nama gambar itu. “Misalnya nama sayuran, buah-buahan, hewan, atau jenis-jenis olahraga dalam Bahasa Inggris. Lalu siswa-siswa mencari kartu bertuliskan huruf yang membentuk kata tersebut,” jelas Derek.
Permainan yang tak kalah menyenangkan adalah magic moment games. “Dalam magic moment games, siswa-siswa menampilkan moment-moment lucu di kelas atau di rumah dalam bentuk gambar, kemudian menceritakan moment-moment yang telah digambarkan tadi,” terang dia. Selain membuat siswa-siswa senang belajar, tambah dia, cara-cara pengajaran tersebut bertujuan memperkaya kosakata.
Menurutnya, metode pengajaran yang menyenangkan bisa membuat anak bahagia. Tujuan utama mengajar bukan membuat anak pandai tetapi bagaimana membuat anak bahagia dalam belajar. “Saya pernah memberi satu buku cerita pada salah satu murid saya. Setelah dewasa, dia memiliki 2000 lebih buku, sebelumnya dia termasuk anak yang tidak suka membaca dan belajar, ternyata dia terkesan dan bahagia atas buku pemberian saya itu,” katanya bercerita.
Setelah sesi materi dari Derek, kemudian diadakan sesi Dinamic Circular Discussion yang dibawakan Irwanti Nurika, Kepala LIA cabang Ngagel. “Dalam sesi ini, kita berdiskusi bersama membahas hal-hal yang kurang jelas dalam metode pengajaran yang disampaikan Derek tadi,” ujarnya.
“Metode pengajaran Bahasa Inggris yang disampaikan Derek sangat menarik bagi siswa, kreatif, menyenangkan, dan tidak monoton,” aku Novita Utami, peserta dari SD Mudipat Pucang. (Anang)
Discussion about this post