PWMU.CO – Jika ada “rekan” yang terkena musibah, kalimat istirja’ innaalillahi wa innaa ilayhi raaji’uun, yang biasanya diucapkan. Namun dalam dunia politik, istirja’ juga bisa malah menjadi kalimat hamdalah, alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Logika politik memang jauh berbeda dengan logika dakwah.
Demikian disampaikan Nadjib Hamid MSi di hadapan 451 peserta Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Aisyiyah Jatim di aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Surabaya, (17/3). “Karena logika politik itu beda dengan dakwah,” jelas Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu.
“Kalau dalam dakwah, bila ada musibah, maka semua akan berucap Innalillahi… Tapi kalau dalam politik praktis, bila ada yang terkena musibah, ada di antaranya yang berucap alhamdulillah,” kata Nadjib menjelaskan logika beda dua dunia itu.
Contoh musibah yang “berimbas” hamdalah ini biasanya berlaku bagi pengganti antarwaktu (PAW). Jika ada anggota DPR/D terkena musibah yang membuatnya dicopot atau di-PAW dari keanggotaan dewan, ia akan jadi “berkah” untuk penggantinya.
Dengan logika terbalik antara dakwah dan politik ini, Nadjib mengingatkan warga Persyarikatan yang tidak punya sense of politic tidak usah terjun ke dunia politik. “Tapi yang memang punya sense of politik, majulah untuk menjadi pelaku politik,” tegasnya setengah berinstruksi.
Dalam paparannya, anggota KPU Jatim 2008-2014 ini menyatakan politik itu penting. Sebab, tidak ada sisi kehidupan ini yang tidak terkait dengan kebijakan politik pemerintah.
Politik dan kekuasaan, lanjut Nadjib, dilukiskan al-Quran dengan sangat indah. “Barang siapa yang mempunyai kekuasaan hendaknya mendirikan shalat, dengan kekuasaan hendaknya menunaikan zakat, dan melakukan dakwah amar makruf nahi munkar,” jelas Nadjib tentang gambaran kekuasaan oleh al-Quran Surat al-Haj 41.
Dicontohkan, tentang UU Zakat. “Jadi kita harus bangga karena salah satu rukun Islam, yakni zakat telah jadi Undang-undang, atau menjadi hukum positif di negeri ini, yang pelaksanaannya diurus Badan Amil Zakat dan Lazis,” tegasnya. Zakat itu juga akan diperuntukkan untuk beasiswa sekolah dan sebagainya.
Dalam kesempatan itu Nadjib juga mengingatkan peserta agar bisa mengambil pelajaran dari kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan karena kebijakan politik. Dia mencontohkan terkait moratorium pendirian SMA baru. Padahal ada PDM yang perlu mendirikan sekolah tersebut. Sehingga perlu lobi politik.
Artinya, politik memang penting. Yang patut dicatat pula, politik juga punya logika tersendiri. Jika siap mental-fisik, terjunlah. Jika tidak, jangan coba-coba, bisa stres sendiri! (uzlifah)