PWMU.CO – Wailul lil muthoffifiin. Alladzina idzaktaalu ‘alannaasi yastaufuun..
Bacaan surat Al-Muthaffifin ayat ke-1 dan ke-2 itu terdengar nyaring dan merdu berasal dari lantai 2 gedung TK ABA 17 Kota Malang. Pagi itu, Kamis 15/3), 14 anak usia 4-6 tahun memang dengan ceria melafalkan surat pendek al- Quran dengan penuh semangat. Mereka mendengarkan sekaligus mengulang kembali bacaan Quran yang dicontohkan oleh ustadz dan ustadzahnya.
Pemandangan seperti ini, saban pagi dijumpai disekolah ini. Anak anak itu, datang lebih awal, untuk mengikuti kegiatan Tahfidz Quran. Itulah asupan dan semangat mereka tiap pagi!
Zuny Fatmawati, ustadzah yang membimbing kegiatan menghafal Quran, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program sekolah yang bersifat unggulan. “Kegiatan tahfidz Quran ini sebenarnya program baru, masih berjalan 2 semester. Namun program ini direncanakan menjadi salah satu kegiatan unggulan di TK ABA 17. Alasannya karena kita ingin mendidik dan membekali ilmu al-Quran sejak dini,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan tahfidz ini, kata Zuny, anak-anak ditargetkan mampu menghafal surat-surat Quran yang ada di dalam juz ke-30. “Di sini kita menarget anak-anak mampu menghafal seluruh surat di juz 30. Menghafalnya dari surat An-Naba’, dan harapannya bisa tuntas hingga Surat An-Naas. Sehingga ketika selesai sekolah TK anak-anak sudah mempunyai bekal hafalan juz 30, ” jelasnya sambil tersenyum.
Di dalam kelas anak-anak belajar menghafal Quran dengan dibimbing secara perlahan. Terdapat 3 hingga 4 ayat yang harus dihafalkan tiap pagi. Ketika sudah hafal mereka diajak untuk murojaah berulang-ulang agar benar-benar melekat dalam hati dan pikiran. “Esok harinya kita ulangi lagi ayat yang sudah dihafal, ” imbuhnya.
Menariknya kegiatan tahfidz Quran ini dimulai pada waktu yang tergolong sangat pagi bagi anak-anak usia TK, pukul 06.45 WIB. Namun mereka tetap antusias mengikuti proses pembelajaran. Meskipun terkadang masih ada beberapa anak yang datang agak terlambat. “Biasanya saya tiba di sekolah jam setengah 7 lebih 5 atau 10 menit. Jam segitu anak-anak sudah mulai berdatangan diantar orang tuanya. Memang masuk kelasnya pagi, tapi mereka bersemangat, ” jelas Ustadzah Zuny yang juga anggota NA Kota Malang ini.
Salah satu siswa yang menjadi peserta tahfidz Quran, Raihan panggilan akrabnya, mengaku senang dan bersemangat mengikuti kegiatan menghafal Quran ketika ditanya tentang bagaimana perasaannya mengikuti program ini. Dia juga beralasan senang diajar oleh Bu Zuny. “Raihan seneng ikut hafalan Quran. Apalagi ada Bu Zuny,” jawabnya dengan ekspresi ceria.
Selain Raihan, ada juga cerita semangat belajar dari Azizah. Tiap pagi ia berangkat ke sekolah naik angkot dengan didampingi oleh ibunya. Dari lokasi turunnya angkot ia dan ibunya masih harus berjalan kaki sekitar 5 menit untuk bisa sampai di sekolah. “Saya berangkat naik angkot bareng mama karena nggak ada sepeda motor,” ceritanya polos. Sesederhana itu semangat yang ditunjukkan Azizah. Pun juga dengan anak-anak yang lain, tidak kalah bersemangat dalam menuntut ilmu, menghafal Quran.
Sesungguhnya, siswa-siswi TK ABA 17 Kota Malang sedang meneladani kehebatan Imam Syafi’i, menjadi seorang hafizh dan hafizhah pada usia belia. Semoga. (Ats/ram)