PWMU.CO – Banyak sekolah favorit di Kabupaten Gresik dengan ciri khas dan keunggulan masing masing. Seperti SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Sekolah prestasi yang telah menginspirasi sekolah-sekolah lain.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Driyorejo Teguh Abdillah menemukan sisi lain yang menarik di sekolah ini saat bersilaturrahim ke SDMM, Jumat (16/3/18).
Kedatangannya disambut hangat oleh Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik M Fadloli Aziz dan Kepala SDMM Ahmad Faizun.
Teguh—sapaan akrab Teguh Abdillah—mengaku ada yang berbeda di lingkungan sekolah ini, seperti ada keunikan tersendiri. “Setiap berpapasan, hampir semua siswa menyodorkan tangan meminta bersalaman,” terangnya.
Karena nuansa keakraban tersebut, Teguh mencoba menyapa salah satu siswa. “Assalamualaikum, what’s your name?” sambutnya sembari menanyakan nama dengan bahasa Inggris.
“My name is Shasimi Alena Albaqis”, jawab siswi Kelas I ICP itu sambil tersenyum manis. Teguh sedikit terkejut, ternyata mereka tidak canggung menghadapi siapa pun yang mencoba mengajak berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris, walau mereka masih first grade. “Rahasianya, sekolah ini mempunyai International Class Programme (ICP),” ujar Teguh.
Program ini, lanjutnya, memasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. “Terbukti ketika makan siang, mereka berdialog dengan bahasa Inggris sederhana,” tambahnya.
“You move here, sit down beside me,” ucap Alena—sapaan Shasimi Alena Albaqis—kepada temannya untuk berpindah tempat duduk di sampingnya.
Tampak para guru pun tak membiarkan siswanya diam dan bengong sendirian. Mereka selalu mengajak siswa berdialog supaya menambah kepercayaan diri dan menambah vocabulary-nya.
Sementara itu, Aziz—begitu M Fadloli Aziz biasa disapa—serius berdialog dengan beberapa siswanya terkait teleponnya yang tidak direspon kemarin. Saat itu, Aziz menjalankan program Dering Telepon Ananda, salah satu program sekolah untuk mengontrol shalat siswa di rumah.
“Hi, why you didn’t answer when I call last night?” tanya Aziz dengan gaya khasnya, menanyakan teleponnya yang tidak terjawab malam itu.
“So sorry, Ustadz. I think the battery was empty,” jawab M Dzorif Nurkhafidhi, siswaKelas V Neptunus, meminta maaf karena kehabisan catu daya (baterai).
Teguh tak menyangka siswa-siswi ini tidak sedikit pun menampakkan malu atau canggung ketika berbicara dengan bahasa Inggris. Menurutnya, SDMM pantas sebagai sekolah rujukan bagi sekolah Muhammadiyah maupun lainnya.
“Bahkan terkadang sekolah lain harus antri jika akan berkunjung ke SDMM karena sekolah ini mempunyai hari khusus kunjungan,” ujarnya.
Sayangnya, saat itu Teguh belum bisa berkomunikasi langsung dengan Koordinator ICP Ria Pusvita Sari. “Karena beliau ada kegiatan Nasyiah di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur,” ucapnya.
Stay inspired, keep innovating! (AK)