PWMU.CO – Perubahan dunia yang sedemikian ekstrem dipicu oleh perkembangan teknologi informasi, menyebabkan perubahan tantangan dakwah. Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan yang mengusung jargon berkemajuan harus bisa merespon tantangan tersebut dengan pendekatan yang kreatif pula. Karenanya diperlukan kader-kader penggerak dakwah yang punya kreatifitas.
Untuk itulah Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (17/3/18) kemarin menggelar Workshop Basic Creative Thinking. “Kami berharap dengan pemahaman tentang kreativitas serta kemampuan berpikir kreatif bisa memberikan gairah baru dalam menciptakan gerakan dakwah yang lebih efektif dan efisien,” ujar Almuslimun, Ketua MPK PDM Gresik.
Digelar di Rumah Makan Pring Gading Gresik, acara yang diikuti oleh MPK dan PCM se-Kabupaten Gresik ini menghadirkan Ahmad Faizin Karimi sebagai narasumber. Konsultan kreatif dari lembaga Caremedia Communication yang juga merupakan Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi PDM Gresik ini menguraikan beragam metode berpikir kreatif.
“Ada ratusan tool yang bisa kita pakai untuk menghasilkan ide kreatif. Baik untuk mereka yang kecenderungannya otak kanan maupun kiri. Dan ini sangat bermanfaat untuk gerakan dakwah kita,” terang trainer nasional ini.
Beberapa metode pun dicoba sebagai latihan para peserta yang kemudian berhasil memunculkan ide perkaderan kreatif. Misalnya pada sesi ‘metode analogi’ yang menggunakan perumpamaan karakteristik hewan sebagai pemicu ide.
Salah satu kelompok menghasilkan ide perkaderan Singa. “Sebuas-buasnya singa ia tidak akan makan anaknya. Begitu pula pengurus senior tidak boleh ‘memangsa’ kader junior,” terang Heri, perwakilan peserta. Konsep lain yang unik misalnya ide perkaderan Ayam yang memunculkan pesan agar seorang kader harus ‘bertelur’ untuk menghasilkan kader penerus. Kader Ayam berarti ia juga harus bermanfaat, bahkan jika ia sudah meninggal, ‘bulunya’ pun masih bisa dimanfaatkan.
Sedangkan ide perkaderan Cacing, menganalogikan bahwa seorang kader harus menyuburkan namun di sisi lain tidak boleh menjadi penyakit.
Almuslimun menjelaskan bahwa konsep perkaderan nonformal dengan pendekatan ‘Workshop Creative Thinking’ ini akan digulirkan ke semua kini persyarikatan di tingkat cabang, ranting, maupun ke daerah-daerah lain. “Sebagai model kegiatan baru, semoga bisa jadi piloting proses kaderisasi di Muhammadiyah,” pungkas Caleg DPRD Gresik asal Bawean ini. (MN)