PWMU.CO-Berbagai kegiatan terus digelar di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul (SMP Muhata) setelah pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) usai. Termasuk kegiatan mengundang wartawan Radar Jember, Rully Effendy untuk kegiatan classmeeting dengan para siswa. “Om (Rully, Red), tolong beri motivasi anak–anak agar mempunyai mimpi ya,” pesan Humaiyah,S.Pd melalui whatsApp (WA).
“Siap, Mbak Hum (panggilan akrab Humaiyah)!” balas Rully lewat WA-nya.
Rencana mengundang Rully merupakan bagian dari kegiaan classmeeting yang diselenggarakan sekolah. Kebetulan, Humaiyah dan Rully merupakan tetangga, sehingga mereka sudah saling kenl, tetapi lama tidak bertemu. Dunia maya kembali menhubungkan keduanya untuk bisa berkominikasi lagi. Lewat facebook, keduanya sering berkomunikasi. “Besok saya bawa kejutan buat adik-adik dan sekolah, Mbak Hum,” janji dia.
Humaiyah tentu senang dengan kesanggupan Rully, tetapi tidak tahu maksud dari kejutan yang direncanakan itu. Senin (19/3/2018) pagi, Rully benar-benar datang dan memberi kejutan sesuai janjinya. Rully datang tidak sendirian. Rully datang bersama Kepala Desa Tanggul Kulon Agus Arifin Wahyuono dan Dr. Abdur Rohim, suami Bupati Jember, Dr. Faida.
“Ohh ini tah kejutannya. Ini benar–benar kejutan. Baru kali ini sekolah kami dapat kunjungan orang penting di Kabupaten Jember,” ucap Humaiyah senang.
Kedatangan Rully bersama dua orang penting di Jember tentu disambut antusias pihak sekolah. Para siswa pun dikerahkan dan dikumpulkan di ruangan untuk menyambut mereka. ”Om, anggap saja kelasnya seperti aula ya,” Rully tersenyum.
Di ruang pertemuan, mereka secara bergantian memberikan motivasi pada siswa-siswa SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Rully dapat giliran pertama. Kepada para siswa, Rully banyak beri motivasi dengan menceritakan masa lalunya. “Saya sama dengan adik–adik semua. Waktu umur delapan bulan, saya sudah yatim. Masa kecil saya, saya “nakal“. Jangan ditiru ya adik–adik,” pinta Rully.
Dikatakan Rully, kenakalannya berlanjut hingga usia SMA. Baru setelah kuliah, Rully mengaku baru menyadari bahwa hidup itu harus punya semangat, hidup harus punya cita–cita, hidup harus punya mimpi. “Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Kita tidak tahu ke depan seperti apa,” pesan dia menasihati.
“Belajarlah disiplin dari sekarang. Entah ke depan Allah menakdirkan kita sebagai apa, disiplin terus diperlukan,” tambah dia.
Lain lagi cerita Arifin Wahyuono, Kepala Desa muda yang masuk nominasi sepuluh kades terbaik di Jember ini mengisahkan kalau masa kecilnya ‘nakal’ juga. Sekolah pindah–pindah terus. Berkelana kemana–mana. Akan tetapi seorang teman memberi motivasi apa jadinya kalau hidup seperti ini terus. Kapan akan berbuat baik untuk orang lain. “Barulah saya menyadari kalau jalan hidup selama ini salah. Akhirnya saya mencalonkan diri sebagai kades. Dan alhamdulillah, Allah memberi amanah itu,” kata Arifin.
Dikatakan, keberhasilan dirinya tidak lepas dari doa ibu. Bagi dia, doa ibu adalah jimat paling ampuh. Dulu ketika mau mencalonkan, banyak paranormal ke rumah, membawakan jimat. Ada lima puluh jimat. “Saya tidak menolak. Saya ambil semuanya. Saya serahkan umi (ibu, Red). Buat apa saya pakai seperti itu, saya masih punya ibu yang doanya tembus ke langit,” tutur dia memberi semangat. (Humaiyah )