PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 (SD Mutu) Balongpanggang melakukan sister school selama sepekan di SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb). Diikuti oleh 14 anak, selalu meninggalkan cerita seru. Apalagi di malam pertama, ketika pengasuhan anak “berpindah” pada guru dari orangtua, (19/3). Mulai dari selera makan tak biasa, cara membangunkan siswa, dan termasuk jadi target operasi anjing.
Orangtua membangunkan anaknya yang masih kecil dengan menepuk pipi, memijit atau menggoyang-goyangkan badannya, tentu saja biasa. Tapi kebiasaan ini tidak berlaku pada Sulthan Ahmad Aradhana. Selain harus dibangunkan 2 kali dalam semalam, siswa ini juga punya cara unik untuk membangunnya. Tidak ditepuk pipi, dipijitin atau digoyang-goyangkan badannya. Cukup dengan mengangkat salah satu kakinya, maka dia akan terbangun.
Selain Sulthan Ahmad Aradhana, ada siswi unik lainnya juga terjadi pada diri Naura Khurotun Naziah. Siswi ini ternyata tidak suka nasi, makanan yang biasa dikonsumsi warga Indonesia. Jadi dia bawa bekal roti dan sereal untuk konsumsi sehari-harinya.
Dating pada Selasa (19/3), para siswa memang langsung mengikuti pembelajaran sehari penuh. Kemudian bersama-sama pulang ke homestay yang telah disiapkan SD Mugeb di jalan Mentawai. Ke-14 siswa berjalan kaki dengan riang sambil bercerita tentang kegiatan masing-masing karena kelas mereka tidak sama.
Dalam perjalanan, tiba tiba ada anjing yang mengejar, sehingga anak-anak berhamburan lari ketakutan. Akibatnya, tas punggung Fauziah Syifa Azzahra putus alias pedhot. Sesampainya di homestay jam 16.00 anak-anak langsung mandi dan langsung minta makan ke guru pendamping. “Lapar ustadzah… Tadi waktu pulang lari dikejar anjing, jadi nasinya langsung melorot ke perut” kata Derril Ahmad Dhani siswa kelas 5.
Selesai makan, anak-anak mengaji sambil menunggu saat shalat maghrib. Mereka shalat Magrib berjamaah dengan dipimpin Misbachul Amin Nurmakin Putra dari kelas 5 dan dilanjutkan muraja’ah sambil menunggu shalat Isya.
Selanjutnya, anak-anak beristirahat menonton televisi sambil mempersiapkan buku pelajaran yang esok hari harus dibawa. Tepat pada pukul 21.00, ustadzah Anik Mudarwati dengan sabar mengajak anak-anak tidur agar esok hari dapat belajar dengan tubuh lebih fresh.
Usai berbagai keulucuan “tingkah” anak saat tidur, tepat pukul 03.30 seluruh siswa dibangunkan untuk melaksanakan shalat Tahajud sampai tiba waktu subuh. Mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah (baru) lagi. (liza)