PWMU.CO-Salah satu yang menjadi program unggulan dari SMP Muhammadiyah 04 Tanggul (SMP Muhata) adalah penanaman karakter dan pembiasaan. Hal ini bisa dilakukan di dalam atau di luar lingkungan sekolah. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah dengan menggelar aksi bersih-bersih alun–alun Tanggul, Selasa (20/3/2018).
Kegiatan tersebut dilakukan siswi kelas 7A dan 8A sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan. Aksi kepedulian lingkungan dilakukan pagi hari. Di pagi itu, udara masih bersih, para siswa sudah berbaris rapi di sekolah kemudian berjalan menuju alun–alun bersama-sama. Di dampingi salah satu guru SMP Muhata Humaiyah, mereka tiba di lokasi hanya beberapa menit setelah menyusuri jalan. Suasana alun–alun pagi itu masih sepi. Sampah yang berserakan membuat pemandangan menjadi tidak sedap dipandang.
Tanpa menunggu komando, para siswa secara spontan memunguti sampah di alun-alun dan sekitarnya dengan berbekal kantong plastik. Namun tidak semua punya kepedulian tinggi. Bermacam reaksi mereka perlihatkan ketika memunguti sampah. Jijik, enggan, tetapi ada yang dengan gembira sambil bercanda dengan temannya.
“Ihh…, jijik, Bu Hum (Humaiyah, Red),” teriak salah satu siswa, Audrey Aulia.
Humaiyah sebagai guru yang mendampingi mereka menanggapi dengan sabar. “Namanya juga sampah, Mbak Audrey. Ayo, bersihkan sampai tidak ada sampah sedikitpun, kalau bukan kita siapa lagi yang peduli dengan tempat yang menjadi kekayaan kota Tanggul ini?” tanya balik Humaiyah untuk menguatkan hati anak didiknya.
Beda dengan reaksi Lia Amelia. Siswi kelas 7A ini justru menikmati dengan kegiatan bersih-bersih alun-alun, bahkan Lia Amelia pun mengaku senang bila diajak terus. “Kalau belajarnya begini terus, menyenangkan. Gak harus selalu pusing memikirkan pelajaran di kelas,” kata Amelia spontan. Kalimat yang dilontarkan Amelia hanya ditanggapi Humaiyah dengan senyuman.
Kegiatan ini menjadi pemandangan menarik bagi pengunjung alun–alun lainnya. Bahkan ada yang menyempatkan bertanya kepada salah seorang siswi. ”Ada acara apa, Dik. Kok bersih–bersih alun–alun?” tanya salah satu pengunjung alun-alun memakai kaos hijau dan berkaca mata sebagaimana diceritakan Sutiari, salah satu siswa.
“Kamu jawab apa, Nak?” tanya Humaiyah.
“ Aku jawab peduli kebersihan alun–alun karena kelihatan kotor sekali,” jawab Sutiari, siswi kelas 8A.
Sambil melepas lelah, Bu Guru dan para siswi berbincang–bincang di kursi taman yang terletak di selatan alun–alun. “Nak, entah kita mau di sekolah, di sini, atau di Amerika sekalipun. Kalau belum terbiasa membuang sampah di tempatnya. Berarti belum berhasil pendidikan kita,” nasihat Humaiyah usai kegiatan bersih-bersih alun-alun dilakukan.
Ia mengatakan membuang sampah di tempatnya adalah pekerjaan mudah, tetapi sulit dilakukan. Sering kali menemukan sampah berserakan ketika acara selesai. Entah itu acara di lingkungan Muhamamdiyah atau bukan. Kebersihan masih menjadi barang yang mahal. (Humaiyah )