PWMU.CO-Mitos tentang kesehatan masih banyak melekat di kalangan masyarakat awam. Masalah inilah yang menjadi topik bahasan dalam Kajian Kesehatan di Masjid Annur Sidoarjo, Ahad (25/3/2018) bakda maghrib.
“Apa penyebab rematik?” tanya dr Tjatur Prijambodo MKes yang mengisi kajian itu langsung membuka dialog dengan jamaah.
“Mandi malam,” jawab jamaah kompak.
Sambil tersenyum Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan itu berkomentar, “Sudah saya duga. Pasti jawabannya mandi malam.”
”Padahal tidak ada kaitan sama sekali antara mandi malam dengan penyakit rematik,” papar dokter Tjatur.
Baca Juga: Homoseksual Itu Penyakit Gaya Hidup Bukan Takdir
Menurut dia, pemahaman salah ini sengaja dipropagandakan agar mengganggu ibadah umat Islam. “Sama seperti anjuran tidur normal 6-8 jam itu agar orang tidak shalat di masjid. Lha kenapa tidak boleh mandi malam, ya biar Subuh hanya wudhu saja sehingga shalatnya masih ngantuk. Itu memang sengaja dipropagandakan,” lanjut anggota Majelis Pembina Kesehatan Umat PWM Jatim ini.
Dia menerangkan, rematik merupakan peradangan sistemik yang terjadi pada persendian. Penyebabnya adalah auto imun. Auto imun merupakan sistem imunitas tubuh yang secara otomatis melawan benda asing untuk mempertahankan tubuh sehingga timbul peradangan.
Ciri peradangan, kata dia, adalah hangat atau panas, warna merah, bengkak, dan terjadi penurunan fungsi. “Sekali lagi ini tidak kaitan dengan mandi malam,” tandasnya.
Tjatur lebih jauh mengupas mitos tentang mandi yang telanjur disebar di medsos. ”Nah mumpung ingat mandi, pernah baca berita atau informasi kalau mandi diguyur dari atas bisa stroke? Itu hoax!” ujar dia menegaskan.
Menurut Tjatur, mandi dengan mengguyur air dari bagian bawah tubuh itu benar. Mandinya Rasulullah memang dari bagian bawah sampai kepala. Tapi mandi mengguyur langsung dari atas disebut bisa menyebabkan stroke itu hoax alias berita palsu. “Itu artinya mencampur informasi yang hak dengan yang batil. Hak campur batil jadinya batil,” ujarnya dengan lugas.
Dia kembali menerangkan soal rematik. Menurut dia, sampai hari ini penyakit rematik belum diketahui penyebabnya. Kata rematik sebenarnya berarti tidak tahu. Maksudnya, tidak diketahui penyebabnya.
Untuk mengetahui itu sakit rematik, sambungnya, gejala yang bisa dikenali seperti persendian nyeri dan kaku di pagi hari dan terjadi simetris. “Misalnya, persendian tangan kiri sakit, sendi tangan kanan juga sakit. Itu yang dimaksud simetris,” tuturnya.
Agar sakit tidak berlanjut hingga menjadi kronis, maka pengobatan bertujuan, pertama, memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah kerusakan sendi. Kedua, mengurangi kekakuan. Ketiga, meminimalkan kecacatan. Keempat, mengobati penyakit lain.
Apa rematik dapat disembuhkan? “Tidak bisa. Tujuan pengobatan hanya menekan reaksi peradangan untuk mencegah kerusakan lebih jauh dan meringankan nyeri,” katanya menanggapi pertanyaan jamaah.
Mencegah agar tidak terkena rematik, dokter Tjatur, memberi beberapa tips. Pertama, makan makanan seimbang. Kedua, berhenti merokok, apalagi Muhammadiyah mengharamkan rokok. Ketiga, kendalikan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Keempat, bila kelebihan berat badan, turunkan! (Ernam)