
PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Sholihin Fanani punya resep untuk para mubaligh alias para juru dakwah.
Pertama, mubaligh hendaknya memiliki ilmu dan meningkatkan terus ilmunya. “Oleh karena itu harus gemar membaca, jangan malas,,” tuturnya di hadapan 45 peserta Pelatihan Peningkatan Kualitas Mubaligh (PKM), di SMA Muhammadiyah 1 Babat Sabtu, (31/3/18).
Kedua, Sholihin melanjutkan, mubaligh harus selalu mengasah kesucian (tazkiyah) yaitu suci jiwanya, akidahnya, ibadahnya , pembicaraannya, pikirannya, dan akhlaknya.
“Ketiga, mubaligh harus memiliki hikmah yakni spritual dan intelektual,” ujarnya. Ingat, tambah dia, Muhammadiyah sekarang ini banyak dibuat contoh atau cermin. Maka orang Muhammadiyah harus memiliki hikmah,” jelasnya dengan berapi-api.
Menurut dia, secara spiritual mubaligh harus merasakan sentuhan kehadiran Allah dan selalu merasa di sisi-Nya. Sedangkan secara iIntelektual mubaligh harus mampu mengeluarkan ide dan gagasan yang cemerlang.
“Bahkan perlu berpikir yang tidak pernah dipikirkan orang. Tapi itu harus dapat diamalkan. Jangan hanya bisa bicara saja tanpa berbuat,” ungkapnya.
Sholihin menjelaskan, hal-hal itu penting dimiliki mubaligh karena tugasnya berat. “Mereka harus meyakinkan orang lain. Tentu harus memakai dasar yang kua,” terang mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya itu.

Selain itu, sambung dia, mubaligh harus memahamkan dan mengajak mereka bergabung. “Yang kita ajak bukan hanya orang Muhammadiyah. Di luar orang Muhammadiay juga harus kita ajak,” urainya.
Yang lebih berat, Sholihin menegaskan. mubaligh bertugas mengajak berjuang dan berkorban demi kepentingan Islam melalui Muhammadiyah. “Mubaligh Muhammadiyah tidak memaksa untuk menjadi Muhammadiyah, hanya memberitahukan,” tegasnya.
Pada Pelatihan PKM gelombang ke-6 yang diadakan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan itu, Sholihin juga mengingatkan tentang pentingan kemampuan sosial dan manajerial yang harus dimiliki mubaligh, yang pada dasaranya juga seorang pemimpin. (Hilman Sueb)