PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur kedatangan tamu istimewa, Jumat (6/4/18). Dua orang perwakilan The World Bank datang berkunjung untuk berdiskusi tentang peran koperasi dengan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
Kedua perwakilan The World Bank itu adalah Senior Financial Sector Specialist World Bank Michael Steidl dan Rama Primaputra Poerba, Consultant, Reasearch Assistant Finace dan Markets The World Bank.
Michael mengatakan, kunjungannya ini untuk mendiskusikan tentang perkembangan kegiatan koperasi di Jatim, khususnya peran koperasi simpan pinjam yang berada di bawah naungan Aisyiyah Jatim, yakni pusat koperasi (Puskop) Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (Bueka) Assakinah Jatim.
“Kami ingin mengetahui kondisi real terkait perkembangan dan peran Puskop BUEKA Assakinah Jatim terhadap koperasi primer yang menjadi anggotanya maupun koperasi primer binaannya,” katanya.
Dari hasil diskusi ini, lanjut Michael, akan dipakai pihaknya untuk memberikan masukan kepada Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dalam pembuatan kebijakan terkait pengawasan, regulasi, dan pembinaan terhadap koperasi simpan pinjam di Indonesia.
“Semoga masukan dari Aisyiyah Jatim ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan buat Kementrian Koperasi dan UKM RI dalam membuat kebijakan,” tegasnya.
Kedatangan dua perwakilan World Bank ke kantor yang berlokasi di Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya disambut hangat. Sekretaris PWA Jatim Nelly Asnifati merasa terhormat dikunjungi oleh perwakilan The World Bank.
“Kami senang menerima kunjungan ini dan bisa berdiskusi dengan The World Bank terkait peran koperasi di Jatim,” ungkapnya.
Nelly menerangkan, koperasi simpan pinjam memiliki fungsi yang sangat strategis karena dekat dengan umat dan bisa membantu masyarakat terbebas dari jaratan rentenir.
“Selama ini masih banyak masyarakat bawah yang terjerat rentenir dan Puskop Bueka Asakinah Jatim bisa membantu masyarakat lepas dari itu,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Nelly, Aisyiyah Jatim memiliki 356 koperasi simpan pinjam yang tersebar di seluruh Jatim. Karenanya, Nelly berharap, peningkatan peran koperasi simpan pinjam ini bisa tertuangan dalam bentuk kebijakan pemerintah.
“Semoga saja kebijakan yang akan dibuat pemerintah bisa berpihak bagi peningkatan peran koperasi sehingga koperasi dapat terus memberikan layanan berkesinambungan kepada masyarakat,” tandasnya. (Aan)