PWMU.CO – Siapa bilang Muhammadiyah kurang fokus dalam pembelajaran Alquran? Metode Tajdied yang dikembangkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur terbukti efektif diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Keseriusan sekolah berjuluk Kampus Biru tersebut dalam mengawal pembelajaran Alquran di sekolahnya, membuat SD Muhammadiyah GKB 2 Gresik mengirimkan tiga gurunya untuk melakukan observasi pembelajaran Alquran di SDMM, Kamis (12/4/18).
Observasi pembelajaran Alquran dilakukan di kelas I dan II yang menggunakan dua buku Tajdied, yakni Tilawah dan Tajwid. Usai observasi, kegiatan dilanjut sharing di Hachi Library.
Koordinator Al Islam SD Muhammadiyah GKB 2 Mohammad Hariyadi SPdI mengucapkan terima kasih telah disambut hangat dan bersahabat. Dalam diskusi hangat tersebut, Hariyadi dan timnya menggali konsep pembelajaran Alquran dengan metode Tajdied di SDMM, mulai dari cara mengajar, alat yang digunakan, sistem munaqosyah, penilaian, hingga rapornya.
Sementara itu, Koordinator Kurikulum SDMM Rudi Purnawan MPd menjelaskan, semua guru di SDMM harus bisa membaca Alquran dengan metode tajdied. “Jadi tidak hanya guru Alquran Learning saja. Karena itu, guru kelas harus ikut mendampingi siswa ketika guru khusus Alquran Learning mengajar di kelas,” ujarnya.
Koordinator Alquran Learning (QL) Faslihah menambahkan, ada juga program peningkatan kompetensi membaca Alquran bagi semua guru. “Setiap pagi ada ngaji morning yang diikuti semua guru dengan bimbingan guru QL,” tambahnya.
Hal ini, lanjutnya, menghasilkan peningkatan yang baik terhadap kompetensi membaca Alquran semua guru. “Tak hanya kelancaran dan ketepatan tajwid, namun juga iramanya,” ujar Faslihah bersemangat.
Faslihah juga menjelaskan, pembelajaran QL dengan metode Tajdied ini terus kami kontrol perkembangannya. “Kami melakukan penilaian harian, pemberlakuan kriteria ketuntasan minimal, hingga pelaporan dalam bentuk rapor khusus. Bahkan, kami sarankan anak-anak memakai Alquran rosm Ustmani layaknya anjuran Tajdied Center Jawa Timur,” paparnya.
Untuk dapat meraih target yang telah ditentukan, pembelajaran dibuat klasikal sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. “Jadi, tiap kelompok pasti berbeda cara mengajarnya,” ujarnya.
Di akhir sesi diskusi, Kepala SD Muhammadiyah GKB 2 Muhammad Nur Qomari SSi mengaku senang bisa bersilaturrahim ke SDMM bersama tim Al Islamnya. “Pembelajaran Alquran di SDMM ini sudah tertata rapi dan jelas kurikulumnya, sehingga target bisa terukur dengan baik,” ungkapnya.
Ustadz Ari—begitu ia disapa—mengatakan, karena sistem yang sudah tertata rapi itu, bisa menghasilkan siswa dengan bacaan yang lancar dan tajwid benar, serta irama yang sesuai. “Jadi, tak sekadar hafal,” imbuhnya.
Ia berharap semoga kualitas mengaji para pelajar Muhammadiyah bisa menjadi semakin baik. Amin. (Vita)