PWMU.CO – Postingan di Grup WhatsApp Alumni IMM Wonocolo Jum’at pagi (13/4), itu begitu mengejutkan. Diunggah oleh alumnus yang juga Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo, Mun’amal Azizid, mengabarkan berita duka.
“Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun. Telah meninggal dunia Shohibul Jamil di RSM Lamongan pada pagi hari ini,” begitu tulis Azizid.”Mewakili keluarga mohon maaf jika almarhum semasa hidup ada salah dan khilaf. Semoga amal ibadahnya diterima Allah dan kekhilafannya diampuni Allah. Aamiin,” lanjut kakak ipar dari Shohibul Jamil itu.
Bagi anggota Grup itu, kabar ini memang mengejutkan. Maklum saja, 5 hari sebelumnya (8/4), Shohibul Jamil, yang akrab dipanggil “Ibul” masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan, suami dari Mudaifatul Imaroh ini seharian masih mengikuti Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lamongan yang dipusatkan di Babat.
Sambil mengikuti acara, Ibul juga menulis status Facebook, yang juga menjadi ciutan terakhirnya. Dengan latar belakang foto Rapimda PDPM Lamongan, ia menciut dengan 3 hastag: #RinduOrganisasi, #RinduPergerakan, dan #RinduTeman2.
“Meskipun fisik tidak segagah dulu, namun niat dan semangat perjuangan masih sama seperti dulu. Bismillah ingin rasanya kembali pada jalur perjuangan,” tulisnya di Facebook pada 8 April 2018 pada pukul 14.30 wib dengan mencantumkan Kabupaten Lamongan sebagai lokasi dirinya menuliskan status.
***
Sebagai penghormatan, berikut adalah coretan dari Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Kota Surabaya 2013-2014, Fajar Muharram. Dalam periode ini, Ibul merupakan salah satu Ketua Bidang dalam cabinet yang disusun oleh pria yang kini dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu. Tepatnya sebagai Kabid Seni dan Olahraga atau Senora. Berikut selengkapnya.
Pejuang dan petarung. Dua kata itulah yang pantas disematkan pada sosok almarhum Shohibul Jamil. Pejuang karena dia memiliki semangat juang yang tinggi dalam belajar dan berproses sejak di pimpinan komisariat IMM Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya hingga tingkatan PC IMM Kota Surabaya.
Ibul merupakan Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Syariah IAIN Supel 2010-2011, yang pada periode setelahnya dipercaya sebagai Korrdinator Bidang Hikmah Korkom IMM IAIN Supel Surabaya. Ketika taqdir mengharuskannya pulang ke Babat, Lamongan, Ibul melanjutkan proses kaderisasi melalui Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Babat.
Bagi saya, Ibul juga seorang petarung. Sebab, di tengah sakit ginjal yang dideritanya, dia masih memiliki semangat juang organisasi untuk aktif di PCPM Babat. Bahkan satu minggu sebelum meninggal, Ibul, masih mengikuti acara Rapimda PDPM Lamongan.
Saya sendiri cukup mengenal dekat Ibul, karena teman berdinamika selama di IMM. Sebagai gambaran singkat, Ibul adalah santri lulusan pondok Karangasem, Paciran, Lamongan. Selepas lulus Aliyah, dia melanjutkan pendidikan satu tahun di Mahad Umar Bin Khattab, UMSida. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan Sarjana di IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Menyandang gelar sarjana, Ibul ingin mengadu nasib di Surabaya dengan menjadi seorang guru di SDM 15 Wiyung-Surabaya. Kemudian hijrah di SDM 4 Pucang, Surabaya.
Belum sempat satu tahun mengabdi di Pucang, Ibul terdeteksi sakit ginjal. Kondisi ini membuat langkahnya bertahan di Surabaya menjadi surut. Ibul mundur dari SDM 4 Pucang-Surabaya, lalu kembali ke Babat-Lamongan (rumah istri) untuk fokus pengobatan.
Selama di Babat, dia bertahan hidup dengan tak melupakan dirinya sebagai bagian dari keluarga Muhammadiyah. Sebagai kader yang terus berproses. Selamat jalan kawan, abadi perjuanganmu! (immuinsa)