PWMU.CO– Kalau amanah menjadi pemimpin negara belum menjadi milik orang saleh, yang harus dikoreksi adalah sudahkah kita benar-benar menjadi orang yang saleh sehingga membiarkan pemimpin dikuasai orang korup dan munafik.
Hal itu disampaikan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen dalam acara Kajian Pimpinan PDM Sidoarjo bertempat di Aula Nyai Walidah Smamda Sidoarjo, Sabtu (14/4/2018). Acara ini dihadiri para pimpinan cabang dan daerah Aisyiyah dan Muhammadiyah.
Baca Juga: Faham Politik itu Harus, tapi Tidak Harus Melupakan Ideologi Muhammadiyah
”Di dunia ini kita akan dipertemukan dengan orang-orang munafik. Islamofobia tertanam sejak 1912 saat berdirinya Muhammadiyah sampai sekarang,” kata mantan Kepala Staf Kostrad itu.
Kondisi umat Islam, katanya, ditentukan oleh dirinya sendiri. Maka kewajiban kita berjuang menegakkan kebenaran dan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada anak-anak dan generasi muda. Menyadarkan generasi muda untuk mengenal politik dengan cara yang benar dan berpolitik dengan benar adalah kewajiban kita para orang dewasa.
”Tokoh Islam harus tetap teguh pendirian untuk berani membela agamanya dalam segala aspek kehidupan,” kata Kivlan menandaskan.
Selain itu dia menekankan, anak-anak muda khususnya Muhammadiyah sudah waktunya mengambil peran dalam KPUD untuk mengawal proses pemilihan pemimpin daerah dan Indonesia agar berjalan dengan baik, jujur, dan benar.
”Dunia ini hanya permainan. Peran yang diberikan pada kita misalnya jadi guru, dosen, politikus hanyalah permainan namun bukan main-main,” tuturnya.
Orang-orang Muhammadiyah sudah seharusnya melanjutkan perjuangan Jenderal Soedirman dengan cara yang berbeda sesuai kebutuhan perjuangan negara Indonesia. Sebab saat ini negara membutuhkan orang-orang yang baik dan amanah dalam pemerintahan dan politik. (Enik)