PWMU.CO – Memeringati hari Kartini, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) mempunyai cara tersendiri. Yaitu menampilkan sebuah Pentas Arena ke-13 dari Teater Alif Smamda yang berjudul “Omah” yang digelar di Balai Pemuda Jalan Gubernur Suryo Surabaya (21/4/18). Paduan musik orkestra, sinematografi, nyanyian, sebagai pelengkap yang epik di pementasan ini.
Teater Alif merupakan teater di SMAMDA yang sudah berdiri sejak 31 tahun lalu. Memeringati hari Kartini sekaligus hari jadinya, Teater Alif mempersembahkan cerita berlatar 1945 yang menceritakan sosok Bu Dar Mortir, wanita yang berjasa dibalik kesuksesan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tidak banyak yang tahu tentang sosok Bu Dar Mortir ini. Namun di kalangan warga Surabaya terutama angkatan 45 dan juga Kodam V Brawijaya, Bu Dar adalah orang yang pertama menginisiasi pendirian dapur umum.
Karena pemuda yang maju bertempur tentunya tidak kepikiran bagaimana nanti mereka bisa mendapatkan makanan, ia juga senantiasa mengawasi dengan ketat distribusi nasi bungkus-nasi bungkusnya. Bu Dar juga mendirikan dan mengorganisir pos-pos PMI untuk merawat para pejuang yang terluka.
Istimewanya pementasan ini dihadiri oleh cucu Bu Dar Mortir yaitu Dimas Perdana, “Sangat terharu, merasa spesial sekali, Eyang Dar adalah wanita pemberani,” katanya. Bu Dar sendiri sudah meninggal dunia pada tahun 1987, tepat setahun setelah cita-cita mulianya terwujudkan.
“Setelah Indonesia merdeka, eyang punya cita-cita untuk mendirikan Panti Jompo yang menampung wanita-wanita veteran. Alhamdulillah, tahun 86 diresmikan Panti Jompo Hargo Dedali,” tambah Dimas yang merupakan Alumni SMAMDA tahun 2002 saat memberikan sambutan ini.
Menampilkan sosok eyangnya, Dimas menyampaikan jika sejarah bukan untuk disimpan namun untuk dibagikan, “Kita sebagai anak muda, hormati orangtua, hormati jasa pahlawan, tanpa mereka kita tidak mungkin di sini.” katanya.
Kepala Sekolah SMAMDA Astajab MM, mengaku bangga atas digelarnya Pentas Arena ke-13 Teater Alif Smamda. “Melalui pementasan yang menggabungkan cerita sejarah-fiksi ini, saya berharap siswa-siswi SMAMDA dapat menambah wawasan tentang sosok pahlawan wanita bernama Bu Dar Mortir.”
Di akhir pementasan, Hafshoh Mubarak, sutradara sekaligus penulis naskah merasa terharu karena dapat mengenang sosok Bu Dar. “Kami ingin seperti bu Dar mencintai Indonesia dan mencintai Surabaya,” harap Hafshoh yang juga pelatih Teater Alif. (masitha)