PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong Lamongan melakukan kunjungan ke SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Senin (23/4/18). Tujuannya, mempersiapkan akreditasi bagi beberapa sekolah yang ada di dalam naungannya.
Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Brondong Abdul Mustajab SPdI menyampaikan terima kasih telah disambut hangat di SDMM. “Di Kecamatan Brondong, ada 16 MI Muhammadiyah dan 1 SD Muhammadiyah. Dari semua itu, ada 9 lembaga yang akan mengikuti akreditasi tahun ini,” jelasnya.
Dari 9 lembaga tersebut, 5 di antaranya bisa ikut dalam kunjungan hari ini dengan didampingi anggota Majelis Dikdasmen PCM Brondong Yastakim SPd. Mereka adalah Kepala MI Muh 4 Ngesong Abdul Qoyum SPd, Kepala MI Muh 14 Pambon Muhaiminah SAg, Kepala MI Muh 15 Sidomukti Darwi SPd MPdI, Kepala MI Muh 7 Sendangharjo Ahmad Qonik N SPd, dan Kepala MI Muh 16 Jompong Abdul Mustajab SPdI yang juga sebagai Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Brondong.
Mustajab menambahkan, pihaknya agak kebingungan dengan format bukti fisik yang diminta dalam akreditasi. “Karena itu, kami ingin melihat bagaimana bukti fisik versi SDMM yang sudah lebih dulu menjalani proses akreditasi dan mendapat predikat A,” ujarnya.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik Ir Hon Djaelani menyambut baik kedatangan rombongan dari Brondong, Lamongan. “Ini suatu kehormatan bagi kami. Monggo nanti apa pun yang dibutuhkan bisa disharingkan saja, kami welcome sekali,” ujarnya.
Sebelum kegiatan sharing dimulai, Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos menyampaikan selamat datang di Kampus Biru SDMM. “Di ruangan ini, ada 2 macam dokumen, yaitu akreditasi dan sekolah unggul. Monggo bisa dicermati bersama, nanti para koordinator kami akan membantu mendampingi,” ucapnya.
Kepada PWMU.CO, Koordinator Kurikulum Rudi Purnawan MPd menjelaskan, dalam proses mengkaji instrumen akreditasi, terdapat beberapa perbedaan antara instrumen yang dibawa tamu rombongan dengan instrumen yang di SDMM. “Ini karena ada perubahan instrumen dari pusat. Memang lebih sedikit jumlah indikatornya, jadi lebih padat,” ungkapnya.
Namun, lanjut Rudi, perbedaan tersebut tidak menjadi penghalang dalam proses memetakan setiap indikator dalam setiap instrumen. “Karena isinya hampir sama, hanya dimampatkan saja sehingga perlu lebih jeli ketika memetakan,” imbuhnya.
Good luck! (Vita)