PWMU.CO-Sebelum meninggal dunia selepas Subuh tadi, Ketua PCM Sepanjang KH Abdul Rahman Abdul Ghoni masih memimpin rapat PCM bersama pimpinan lainnya di Masjid Al Manar, Kamis (26/4/2018) malam.
Bendahara PCM Sepanjang Fityan Izza Noor Abidin menceritakan, saat rapat almarhum mengeluhkan badannya terasa tidak enak. Gejala asam lambung memang naik sejak seminggu lalu. Disarankan untuk medical check up, tapi tidak mau. “Gak usah, saya istirahat saja nanti lak sembuh sendiri,” kata Fityan dihubungi Jumat (27/4/2018) menirukan jawaban Ustad Abdul Ghoni.
Berita Terkait: Selepas Subuh, Ketua PCM Sepanjang Abdul Ghoni Meninggal Dunia
Dalam rapat PCM terakhir, Kamis malam, kata Fityan, pandangan almarhum sudah tampak kosong. ”Entah apa yang ada dalam pikiran almarhum sendiri. Sangat berbeda dengan biasanya yang ceria. Bahkan almarhum masih menyempatkan ngobrol dengan para jamaah Masjid Al Manar hingga pukul 22.00 tadi malam,” ujarnya.
Tapi pengurus PCM tidak pernah berpikir aneh terhadap Ustad Ghoni, bahwa itu tanda akan wafat esok harinya. Fityan menambahkan, Ustad Ghoni pernah berpesan kepada Ustad Sam’un, wakil ketua PCM, tidak bisa mendampingi jamaah umrah karena merasa badan sudah tak kuat lagi.
Widianto atau Pak Wid, sopir PCM Sepanjang yang selalu mendampingi Ustad Ghoni ceramah menuturkan, ustadz pernah mengatakan ingin meninggal di hari Jumat. Alasannya agar mudah merawatnya dan tidak menyulitkan banyak orang. ”Ucapan itu dikeluarkan sepekan lalu,” ujar Pak Wid.
Hifni Sholiqin, anggota Kokam dan guru SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin punya kenangan juga dengan Ustad Abdul Ghoni. Saat acara pemasangan baret anggota Kokam oleh Mayjen Pur Kivlan Zen di halaman Smamda 3 April lalu, yang berdoa adalah Ustad Abdul Ghoni. ”Doanya sangat mengena untuk semua yang hadir,” tuturnya.
”Dalam doanya, beliau mengisahkan keutamaan beberapa sahabat Nabi, dengan harapan para mujahid Muhammadiyah dapat meneladani para sahabat yang disebut. Untuk Kokam diharapkan dapat meneladani dan mengikuti jejak sahabat Ali bin Abi Thalib, pemuda yang kesatria dan cendekia,” ceritanya.
Dia mengatakan, kini doa itu sangat berarti bagi saya. ”Setiap ingat doa itu saya langsung mengucapkan aamiin,” tandasnya. ”Semoga doa itu menjadikan amal saleh. Ustad Ghoni wafat di hari yang diyakini sebagai hari pertanda khusnul khotimahnya seorang hamba yang taat,” katanya.
Sementara Bendahara PCM Sepanjang Fityan Izza Noor Abidin menambahkan, Ustad Ghoni wafat saat dalam perjalanan dari rumah menuju ke Rumah Sakit Siti Khodijah. Diduga terkena serangan jantung.
Shalat jenazah yang semula dipimpin Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dibatalkan karena Pak Haedar dalam kondisi kurang sehat. “Pak Haedar batal hadir karena kurang sehat. Insya Allah digantikan Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim,” terang Fitya. (Emil Mukhtar)