PWMU.CO – Hari ini (2/5), Pemuda Muhammadiyah telah berusia 84 Tahun. Tepat pada 2 Mei 1932 melalui Muktamar Muhammadiyah di Makasar, Pemuda Muhammadiyah dibentuk secara resmi. Meskipun bila merujuk pada induk awal Pemuda Muhammadiyah, yakni Hizbul Wathon, telah berdiri sejak 1918.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam momentum Milad (ulang tahun, red) mengungkapkan Pemuda Muhammadiyah yang telah berusia 84 tahun ini adalah kendaraan untuk mewujudkan visi Islam yang berkemajuan. Pemuda Muhammadiyah, kata Dahnil, berurat dan berakar kepada dua hal. Pertama kemajuan nalar. Di mana Islam yang berkemajuan harus diraih melalui jalan merawat nalar ilmiah yang mencerahkan dan membebaskan diri dari kejumudan. Memerdekakan diri dari kekuasaan yang mendzhalimi. Sehingga menyebabkan fasad fil ard.
“Mendorong kekuasaan yang melayani, memberdayakan, membebaskan, dan memajukan. Serta menempatkan Ilmu pengetahuan sebagai jalan memajukan peradaban Islam untuk seluruh umat manusia,” kata Dahnil.
Yang kedua, tegas Dahnil, meninggikan akhlak. Tidak ada Islam tanpa akhlak yang baik. “Seperti hadist Rasullulah saw, agama adalah akhlak yang baik (Al Husn Khuluq),” Dahnil melanjutkan, maka pada usia yang ke-84 tahun, Pemuda Muhammadiyah harus menjadi tempat dalam melatih untuk meninggikan akhlak kita.
“Tidak Ada kemaslahatan yang lebih utama ketika ber-Pemuda Muhammadiyah, selain melangitkan akhlak dan membumikan dakwah. Setiap gerak dan program Pemuda Muhammadiyah harus mampu memberikan manfaat bagi perbaikan akhlak kita. Dan kita semua sebagai motornya,” ujarnya.
Dahnil menegaskan, jika Pemuda Muhammadiyah tidak digunakan sebagai kendaraan untuk memperbaiki akhlak kita, maka, tegas kata Dahnil, silahkan pindah ke organisasi lain yang bisa memuaskan keinginan. “Karena rumah dakwah Pemuda Muhammadiyah harus digunakan untuk meninggikan akhlak setiap anggotanya,” tegasnya.
Pemuda Muhammadiyah yang baik, ujar Dahnil, melalui watak nalar yang maju dan akhlak yang baik tersebutlah visa Islam berkemajuan bisa kita raih. Maka mari terus rawat “ruhul ikhlas” dan “ruhul jihad” kita dalam berpemuda Muhammadiyah. “Seperti Jenderal Besar Sudirman yang mantan Ketua Cabang Pemuda Muhammadiyah Cilacap. Seperti KH Azhar Basir yang mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah. Seperti Djuanda dan seperti tokoh-tokoh Pemuda Muhammadiyah yang tinggi akhlaknya, membumi dakwahnya. Bangga jadi kader,” Fastabiqul Khoirot dan selamat Milad ke-84 ucap Dahnil. (dede/aan)