PWMU.CO – Stadion Tri Dharma PT Petrokimia Gresik, berubah menjadi lautan manusia, Jumat (27/4/18). Ribuan umat Islam Gresik dan sekitarnya tumplek blek untuk mendengarkan tausiyah dari Ustadz Abdul Somad atau yang populer disebut UAS.
Dalam Safari Dakwah yang dipersembahkan oleh radio Suara Muslim bekerja sama dengan PT Petrokimia Gresik, Masjid Nurul Jannah Petrokimia Gresik, dan Pupuk Indonesia tersebut, UAS menyampaikan tentang pentingnya umat Islam menjaga persatuan.
“Persatuan umat Islam ibarat permainan sepak bola di mana semua pemain adalah berkompeten di bidangnya: back, kiper, dan striker. Tapi di tengah ada wasit sebagi orang yang adil untuk menjadi penengah. Pemain tidak boleh egois. Karena permainan tidak akan maksimal,” ungkapnya mengibaratkan umat Islam seperti tim bola.
Hidup ini, lanjut UAS, adalah permainan. Ada awal, tengah, dan akhir. Permainan harus terus berlangsung dan diperjuangkan. Bahkan sebelum permainan dimulai ada yang namanya pemanasan yang sangat penting sebagai bekal menuntaskan permainan. “Mari menghargai semua tugas para pemain,” pesannya.
Setelah umat Islam mampu bersatu, maka, menurut UAS, tugas selanjutnya memperbaiki bidang-bidang kehidupan yang strategis.
Pertama bidang pendidikan. “Maka setelah bersatu arahkan anak-anak penerus kita kepada pendidikan yang baik dan berkualitas,” pesan UAS.
Menurutnya, di antara ilmu yang wajib dipelajari adalah fikih, akidah dan akhlak, bahasa Arab, serta Alquran dan Alhadits. “Ketika sudah mantap dengan lima pelajaran tersebut, silakan belajar ilmu yang lain seperti sains dan seterusnya,” ujarnya.
UAS menegaskan, tidak ada jalan lain melainkan dengan pendidikan. “Jika pendidikan telah kacau maka hancurlah persatuan. Pendidikan yang baik menghasilkan amal yang baik dan benar. Jika amal benar akan menurunkan rahmat Allah,” urainya.
Bidang kedua adalah ekonomi. UAS menegaskan kembali sabda Nabi SAW bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai daripada yang lemah.
“Ekonomi Islam harus bangkit. Ramiakan gerakan belanja di warung tetangga,” pesannya.
Pentingnya menata ekonomi itu, kata UAS, karena kefakiran (kemisknan) dekat dengan kekufuran. “Pendidikan yang baik dan ekonomi yang bagus akan menyelamatkan kita,” kata dia.
Bidang ketiga adalah politik. UAS menjelaskan, ketika ekonomi mapan maka suara kita tidak bisa dibeli. “Tidak akan agama kita tergadaikan hanya karna mi instan,” tutur alumnus Universitas Al Azhar Kaior Mesir itu.
Berkaitan dengan pemilihan pemimpin, UAS menyarankan agar sebelum memilih pemimpin hendaknya shalat istikharah. Selain itu, dia menyarankan agar rajin menyimak dan memantau track record para calon pemimpin.
“Kumpulkan (track record) positif dan negatifnya. Dan tetapkan pilihan pada pemimpin Islam yang peduli Islam, karena jika tidak maka kita akan dipimpin orang yang membenci Islam. Naudzubillahi min dzalik,” pesan UAS. (Erna Hidayati)